Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang wajib terpenuhi, namun, kondisi pada masyarakat yang kurang mampu membuat mereka tidak mendapatkan akses rumah yang layak. Salah satu provinsi di Indonesia yang masih menghadapi masalah ketersediaan rumah yang layak adalah Aceh yang angka kemiskinannya masih relatif tinggi dibandingkan dengan provinsi yang lain. Kondisi perubahan iklim yang membuat suhu yang terus meningkat membuat hunian juga terdampak langsung sehingga hunian yang memiliki kenyamanan termal yang baik juga menjadi tantangan tersendiri. Kegiatan ini memperkenalkan teknologi rumah reflektif surya sebagai salah satu solusi untuk menyediakan rumah yang layak huni dan nyaman secara termal di Aceh yang diinisiasi di Kota Lhokseumawe dan Aceh Timur. Pada tahap inisiasi, beberapa metode pendekatan dilakukan untuk mencari calon penerima manfaat (CPM) dan dapat menjamin kegiatan memitigasi risiko-risiko pada tahap pembangunan ke depannya. Pendekatan langsung ke CPM dan aparatur desa dilakukan lewat komunikasi yang intensif serta memastikan partisipasi CPM dapat terlaksana dengan baik. Hal ini penting karena konsep pembangunan rumah Raflesia dilakukan dengan metode gotong royong antara akademisi dan masyarakat. Dari kegiatan awal, ditemukan 11 (sebelas) CPM, di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Timur, yang telah bersedia menerima bantuan rumah reflektif surya dan berkomitmen untuk menyelesaikan pada pembangunan rumah pada tahun 2025. Diharapkan kegiatan awal ini dapat mengurangi potensi kegagalan dalam pelaksanaan pembangunan nantinya.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025