Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi spasial kejadian banjir di Jawa Timur pada tahun 2018. Data yang digunakan diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, mencakup jumlah kejadian banjir di setiap kabupaten/kota. Analisis dilakukan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dan pemetaan spasial untuk mengidentifikasi pola distribusi risiko banjir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa kabupaten, seperti Trenggalek, Ponorogo, Situbondo, Jember, dan Banyuwangi, termasuk dalam kategori High-High, yaitu daerah dengan kejadian banjir tinggi dan dikelilingi oleh wilayah berisiko tinggi lainnya. Faktor utama yang mempengaruhi pola ini meliputi topografi rendah, curah hujan tinggi, deforestasi, serta buruknya infrastruktur drainase. Sebaliknya, kabupaten seperti Pacitan, Blitar, dan Tulungagung termasuk dalam kategori Low-Low, yang ditandai dengan kejadian banjir rendah akibat topografi yang lebih tinggi dan vegetasi alami yang masih terjaga. Pola peralihan seperti High-Low dan Low-High juga ditemukan di beberapa wilayah, menunjukkan pengaruh lokal dari mitigasi bencana dan penggunaan lahan. Penelitian ini menegaskan pentingnya mitigasi struktural dan non-struktural untuk mengurangi risiko banjir, seperti peningkatan infrastruktur drainase dan pengelolaan tata guna lahan. Dengan pendekatan spasial-temporal, penelitian ini dapat menjadi landasan untuk perencanaan kebijakan mitigasi bencana banjir yang lebih efektif di Jawa Timur.
Copyrights © 2024