El-HARAKAH : Jurnal Budaya Islam
Vol 27, No 1 (2025): EL HARAKAH

Internal Conflict of Jama'ah Tabligh (2015-2023): A Case Study from Parongpong West Bandung

Hakim, Ajid (Unknown)
Nurcahya, Yan (Unknown)
Syah, M Kautsar Thariq (Unknown)
Wahyuni, Supi Septia (Unknown)
Noor, Arba'iyah Mohd (Unknown)



Article Info

Publish Date
20 Jun 2025

Abstract

Jama’ah Tabligh (JT), a global Islamic revivalist movement, experienced an unprecedented internal conflict that shattered nearly a century-long tradition of organizational harmony. A significant leadership rift emerged, splitting the movement into two factions: the Nizamuddin-based MS (Maulana Saad) group and the Pakistan-based SA (Syuro Alami) faction, led by Sheikh Abdul Wahab. Over time, noticeable differences in characteristics developed between the two factions. These distinctions became particularly evident in Parongpong, though similar patterns emerged in other regions. The distinction between Syuro Alami (SA) and Maulana Sa'ad (MS) in Parongpong—and more broadly across Indonesia—is observable in several key dimensions. In terms of numerical strength, the MS faction holds clear dominance. This article explores the internal conflict’s local impact, particularly in Parongpong, West Bandung, and examines the broader consequences stemming from the leadership division in India and Pakistan. This study employs a historical method encompassing heuristic, critical, interpretive, and historiographical stages. It draws on oral sources—collected from 2015 to 2023 through informal conversations and interviews with JT members in West Java, especially Parongpong and Bandung—and written materials including the Buku Musyawarah Halakoh and publications from tablighi-jamaat.com. The conflict's roots involve differing views on leadership structures, spiritual allegiance (bai‘at), missionary methods, and theological interpretations. The SA group, often more digitally engaged and scholarly, contrasted with the orally oriented MS followers. The conflict has had profound implications for JT’s internal social structure and its global reach. In Parongpong, the rift manifests in disrupted religious routines and divided loyalties. This study contributes to understanding the organizational dynamics of Islamic movements and the sociological consequences of internal fragmentation. It offers valuable insights for religious scholars and policymakers into how spiritual authority is contested and redefined in a transnational religious context. Jama’ah Tabligh (JT), sebuah gerakan kebangkitan Islam berskala global, mengalami konflik internal yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menghancurkan tradisi harmoni organisasi yang telah berlangsung hampir satu abad. Sebuah perpecahan kepemimpinan yang signifikan terjadi, membelah gerakan ini menjadi dua faksi: kelompok MS (Maulana Saad) yang berbasis di Nizamuddin, dan faksi SA (Syuro Alami) yang berbasis di Pakistan dan dipimpin oleh Sheikh Abdul Wahab. Seiring waktu, perbedaan karakteristik yang mencolok berkembang antara kedua faksi tersebut. Perbedaan ini tampak jelas di Parongpong, meskipun pola serupa juga muncul di wilayah lain. Perbedaan antara Syuro Alami (SA) dan Maulana Saad (MS) di Parongpong—dan secara umum di seluruh Indonesia—terlihat dalam beberapa dimensi utama. Dari segi jumlah pengikut, faksi MS memiliki dominasi yang jelas. Artikel ini mengeksplorasi dampak lokal dari konflik internal ini, khususnya di Parongpong, Bandung Barat, serta menelaah konsekuensi yang lebih luas akibat perpecahan kepemimpinan di India dan Pakistan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang mencakup tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber lisan dikumpulkan dari tahun 2015 hingga 2023 melalui percakapan informal dan wawancara dengan anggota JT di Jawa Barat, terutama di Parongpong dan Bandung. Sumber tertulis meliputi Buku Musyawarah Halakoh dan publikasi dari situs tablighi-jamaat.com. Akar konflik ini mencakup perbedaan pandangan mengenai struktur kepemimpinan, bai‘at (loyalitas spiritual), metode dakwah, dan interpretasi teologis. Kelompok SA, yang umumnya lebih aktif secara digital dan akademis, kontras dengan kelompok MS yang lebih mengandalkan penyampaian lisan. Konflik ini berdampak besar terhadap struktur sosial internal JT serta jangkauan globalnya. Di Parongpong, perpecahan ini memengaruhi rutinitas keagamaan dan membelah loyalitas anggota. Studi ini berkontribusi dalam memahami dinamika organisasi gerakan Islam serta konsekuensi sosiologis dari fragmentasi internal. Penelitian ini menawarkan wawasan berharga bagi akademisi dan pembuat kebijakan tentang bagaimana otoritas spiritual diperebutkan dan didefinisikan ulang dalam konteks keagamaan transnasional.

Copyrights © 2025






Journal Info

Abbrev

infopub

Publisher

Subject

Public Health

Description

EL HARAKAH (ISSN 1858-4357 and E-ISSN 2356-1734) is peer-reviewed journal published biannually by Maulana Malik Ibrahim State Islamic University (UIN) of Malang. The journal is accredited based on the decree No. 36a E. KPT 2016 on 23 May 2016 by the Directorate General of Higher Education of ...