Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERAN SUNAN GUNUNG JATI DALAM MENYEBARKAN ISLAM DI WILAYAH CIREBON: STUDI ATAS JEJAK SEJARAH DAN WARISAN BUDAYA ISLAM Supendi, Usman; Wahyuni, Supi Septia
SWADESI: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah Vol 3, No 2 (2024): SWADESI: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/swadesi.v3i2.87047

Abstract

Penelitian ini membahas peran strategis Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan Islam di Cirebon serta kontribusinya dalam membentuk identitas budaya Islam setempat. Sebagai salah satu anggota Wali Songo, Sunan Gunung Jati dikenal tidak hanya sebagai penyebar agama, tetapi juga sebagai pendiri Kesultanan Cirebon. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan pendekatan kualitatif, memanfaatkan sumber primer seperti naskah kuno, catatan sejarah, dan wawancara dengan budayawan serta sejarawan lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan dakwah Sunan Gunung Jati didukung oleh strategi akulturasi budaya, seperti penggunaan seni wayang dan tradisi lokal lainnya sebagai media dakwah, serta pendirian masjid dan pesantren, termasuk Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Temuan ini menegaskan peran Sunan Gunung Jati dalam membangun budaya dan pemerintahan bercorak Islam di Cirebon serta relevansinya bagi perkembangan Islam di Nusantara.
Peran Nahdlatul Ulama dalam Perkembangan Islam di Jawa Timur Tahun 1926-1942 Wahyuni, Supi Septia; Samsudin, Samsudin; Sudana, Djojo Sukardjo; Nurcahya, Yan
Journal of Multidisciplinary Inquiry in Science, Technology and Educational Research Vol. 2 No. 1 (2025): NOVEMBER 2024 - JANUARI 2025
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/mister.v2i1.2440

Abstract

Penelitian ini membahas peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam perkembangan Islam di Jawa Timur pada periode 1926-1942, masa yang ditandai dengan kolonialisme Belanda dan dinamika sosial-keagamaan di Nusantara. Menggunakan metode penelitian sejarah, penelitian ini meliputi tahapan heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi untuk menggali sumber-sumber primer seperti arsip, surat kabar, dan dokumen-dokumen organisasi NU, serta sumber sekunder berupa buku dan artikel akademik terkait. Fokus utama penelitian adalah menelusuri kontribusi NU dalam mempertahankan tradisi Islam Ahlussunnah wal Jama'ah di tengah arus modernisasi dan gerakan reformasi Islam yang berkembang di Nusantara.Hasil penelitian menunjukkan bahwa NU berperan signifikan dalam memperkuat jaringan pesantren sebagai pusat pendidikan Islam tradisional, serta mengembangkan struktur organisasi yang solid guna melawan kebijakan kolonial yang merugikan umat Islam. NU juga aktif dalam bidang sosial-politik dengan membela hak-hak umat Islam melalui diplomasi dengan pemerintah kolonial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran NU pada periode ini tidak hanya terbatas pada aspek keagamaan, tetapi juga mencakup penguatan identitas Islam tradisional di Jawa Timur dan memperjuangkan kepentingan umat dalam konteks kolonialisme.
History of Minority Islam in Cambodia, Laos and Vietnam and Its Development in Contemporary Times Hidayat, Asep Achmad; Solehudin, Solehudin; Suprianto, Sopian; Wahyuni, Supi Septia; Sopiah, Eva
Studi Multidisipliner: Jurnal Kajian Keislaman Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padngsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/multidisipliner.v12i1.14971

Abstract

This research discusses the history of the entry of Islam, the development of Muslim communities, and the challenges faced by Muslim communities in the Indochina region, which includes Cambodia, Laos, and Vietnam. Despite being a minority, the region's Muslim community has a rich history, from the role of the Kingdom of Champa as a center for the spread of Islam to the influence of colonialism and political conflicts, such as the Khmer Rouge regime in Cambodia and forced assimilation in Vietnam. The methodology used in this study is a qualitative approach with a library research method. Data is collected from a variety of historical sources, such as academic literature, colonial archives, reports of international institutions, and local historical documents related to the development of Islam. The analysis is conducted descriptively and historically to uncover the roles, transformations, and challenges of the Muslim community over time. The results of the study show that the Muslim community in Indochina faces various dynamics, ranging from cultural integration, political pressure, to identity marginalization. This research confirms the importance of preserving Islamic cultural heritage and manuscripts, as well as the need for international support to strengthen Muslim communities as part of social diversity in the Southeast Asian region.
Internal Conflict of Jama'ah Tabligh (2015-2023): A Case Study from Parongpong West Bandung Hakim, Ajid; Nurcahya, Yan; Syah, M Kautsar Thariq; Wahyuni, Supi Septia; Noor, Arba'iyah Mohd
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 27, No 1 (2025): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/eh.v27i1.30392

Abstract

Jama’ah Tabligh (JT), a global Islamic revivalist movement, has undergone an unprecedented internal conflict that disrupted nearly a century of organizational harmony. A major leadership rift divided the movement into two factions: the Nizamuddin-based Maulana Saad (MS) group and the Pakistan-based Syuro Alami (SA) faction led by Sheikh Abdul Wahab. Over time, distinct characteristics have developed between the two factions, becoming particularly evident in Parongpong, West Bandung, although similar patterns appear elsewhere. While JT has often been studied as a peaceful, apolitical missionary movement, few scholarly works have systematically examined the causes and local consequences of its internal division. This study addresses that gap by analyzing the impact of the schism between the MS and SA factions, focusing on Parongpong as a microcosm of the global split. Employing a historical method that includes heuristic, critical, interpretive, and historiographical stages, the study draws upon oral sources collected between 2015 and 2023 through informal interviews with JT members in West Java—particularly in Parongpong and Bandung—as well as written materials such as the Buku Musyawarah Halakoh and publications from tablighi-jamaat.com. The findings reveal that the conflict stems from divergent perspectives on leadership structures, spiritual allegiance (bai‘at), missionary strategies, and theological interpretation. The SA group, often more digitally engaged and scholarly, contrasts with the orally oriented and tradition-centered MS followers. The conflict has deeply affected JT’s internal social fabric and global outreach. In Parongpong, it manifests in disrupted religious routines and divided loyalties among members. The novelty of this study lies in linking a global religious schism to its localized sociological expressions, offering new insights into how spiritual authority is contested, negotiated, and redefined within transnational Islamic movements. These findings contribute to broader understandings of organizational dynamics and internal fragmentation in contemporary Islamic movements. Jama’ah Tabligh (JT), sebuah gerakan kebangkitan Islam berskala global, telah mengalami konflik internal yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mengguncang hampir satu abad tradisi keharmonisan organisasional. Perpecahan kepemimpinan yang signifikan membagi gerakan ini menjadi dua faksi: kelompok Nizamuddin yang dipimpin oleh Maulana Saad (MS) dan faksi Syuro Alami (SA) yang berbasis di Pakistan di bawah pimpinan Syaikh Abdul Wahab. Seiring waktu, kedua faksi ini menunjukkan perbedaan karakteristik yang mencolok, terutama di Parongpong, Bandung Barat, meskipun pola serupa juga tampak di wilayah lain. Meskipun JT selama ini banyak dikaji sebagai gerakan dakwah yang damai dan apolitis, hanya sedikit penelitian yang secara sistematis menelaah penyebab serta dampak lokal dari perpecahan internal tersebut. Penelitian ini mengisi kekosongan tersebut dengan menganalisis dampak perpecahan antara faksi MS dan SA, dengan fokus pada Parongpong sebagai cerminan mikro dari perpecahan global. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang mencakup tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Data diperoleh dari sumber lisan—yang dikumpulkan antara tahun 2015 hingga 2023 melalui wawancara informal dengan anggota JT di Jawa Barat, khususnya Parongpong dan Bandung—serta sumber tertulis seperti Buku Musyawarah Halakoh dan publikasi di tablighi-jamaat.com. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik ini berakar pada perbedaan pandangan mengenai struktur kepemimpinan, ikatan spiritual (bai‘at), metode dakwah, dan interpretasi teologis. Faksi SA, yang cenderung lebih aktif secara digital dan akademis, berbeda dengan pengikut MS yang lebih berorientasi pada tradisi lisan dan konservatif. Konflik ini berdampak mendalam terhadap struktur sosial internal dan jangkauan global JT. Di Parongpong, perpecahan tampak melalui terganggunya rutinitas keagamaan dan terbelahnya loyalitas anggota. Kebaruan penelitian ini terletak pada upayanya menghubungkan perpecahan keagamaan global dengan manifestasi sosiologis lokal, sehingga memberikan wawasan baru mengenai bagaimana otoritas spiritual diperdebatkan, dinegosiasikan, dan didefinisikan ulang dalam gerakan Islam transnasional. Temuan ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih luas tentang dinamika organisasi dan fragmentasi internal dalam gerakan Islam kontemporer.