Disleksia masih menjadi faktor penghambat perkembangan kemampuan literasi dasar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kesulitan belajar siswa sekolah dasar dengan gejala disleksia di Kecamatan Sumbawa. Penelitian menggunakan pendekatan studi kasus dengan menggunakan instrumen Early Grade Reading Assessment (EGRA) untuk mengevaluasi kemampuan literasi 39 siswa kelas 4 dan 5 di 14 sekolah dasar. Hasil menunjukkan bahwa siswa dengan gejala disleksia mengalami kesulitan dalam mengenal lambang bunyi, membaca kata tidak bermakna, kelancaran membaca nyaring, memahami bacaan dan menyimak, serta mendikte kalimat. Temuan ini mengindikasikan bahwa disleksia tidak hanya berakar pada gangguan fonologis, tetapi juga melibatkan aspek visual, memori kerja, dan integrasi multisensoris. Penelitian ini mendukung perlunya kebijakan pendidikan yang berbasis data, pelatihan guru yang intensif, serta pendekatan pembelajaran inklusif yang melibatkan keluarga dan komunitas. Temuan ini memberikan kontribusi penting terhadap literatur lokal mengenai disleksia dan membuka ruang bagi penelitian lanjutan dalam mengembangkan intervensi yang lebih efektif dan kontekstual.
Copyrights © 2025