Sebelum didirikan pasraman, anak-anak belum memiliki kepercayaan diri untuk tampil pada saat piodalan maupun kegiatan lainnya. Tetapi semenjak didirikan Pasraman Dharma Santi, maka mulai dilakukan pembinaan berkaitan dengan pengenalan budaya Bali mulai latihan menari Bali, mekidung, mejejaitan, dan pelatihan Tri Sandya. Sehingga keberadaan Pasraman Dharma Santi ini sangat membantu masyarakat dalam melestarikan budaya Bali di Desa Torue. Teori yang digunakan untuk menganalisis rumusan masalah antara lain teori peran, teori behaviorisme, dan teori struktural fungsional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling, dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa peran Pasraman Dharma Santi dalam melestarikan budaya Bali di Desa Torue melalui; mengajarkan Dharmagita, membiasakan diri untuk melaksanakan Tri Sandhya, pelafalan doa sehari-hari, pembelajaran Aksara Bali, pelatihan menari Bali, pelatihan mejejaitan dan uparengga. Kendala-kendala yang dihadapi Pasraman Dharma Santi dalam melestarikan budaya Bali yaitu; kendala sarana dan prasarana, kendala tenaga pengajar, minimnya dana kas di Pasraman Dharma Santi, dan kurangnya dukungan dari orang tua. Upaya-upaya yang dilakukan Pasraman Dharma Santi untuk mengatasi kendala dalam melestarikan budaya Bali yaitu dengan cara; mengajukan proposal, menjual kuangen pada saat persembahyangan di pura, menyediakan tenaga pengajar sesuai dengan kemampuan, melaksanakan sosialisasi, dan mengadakan kegiatan lomba di pasraman.
Copyrights © 2025