Krisis air bersih dan rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih menjadi permasalahan mendesak di wilayah pesisir Kota Serang, khususnya di Desa Keronjen, Kecamatan Kasemen. Mayoritas masyarakat masih menggunakan air dari Kali Banten yang telah tercemar untuk kebutuhan domestik, seperti mencuci, mandi, dan dalam kondisi tertentu, konsumsi. Kondisi ini memperbesar risiko penyebaran penyakit berbasis air serta menurunkan kualitas hidup masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat melalui kegiatan penyuluhan edukasi sanitasi yang dirancang secara partisipatif dan kontekstual. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif berbasis pengabdian masyarakat, dengan teknik pengumpulan data berupa observasi partisipatif, wawancara mendalam, FGD, serta kuesioner pre-test dan post-test. Intervensi dilakukan melalui ceramah interaktif, demonstrasi pengolahan air sederhana, edukasi PHBS, serta pelibatan anak-anak dan remaja dalam kegiatan kreatif bertema sanitasi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap sanitasi dan bahaya penggunaan air tercemar. Sebelum penyuluhan, hanya 32% warga memahami risiko air sungai yang tercemar, meningkat menjadi 91% pasca-penyuluhan. Meskipun perubahan perilaku masih menghadapi kendala struktural seperti keterbatasan infrastruktur dan akses air bersih, program ini berhasil menumbuhkan kesadaran kolektif dan inisiatif lokal yang mendukung perubahan jangka panjang. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa edukasi sanitasi yang bersifat partisipatif dan berkelanjutan efektif membangun kesadaran masyarakat dalam mengurangi dampak penggunaan air tercemar, serta memperkuat ketahanan kesehatan lingkungan secara lokal.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025