Abstrak: Generasi Z atau Gen Z merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Perkembangan pola pikir kritis adalah pada saat usia remaja. WHO menyebutkan penduduk dengan rentan usia 10-19 tahun menyumbangkan sebanyak 16% beban penyakit, cedera, dan gangguan mental emosional. Hal ini disebabkan oleh kurangnya edukasi dan kesadaran masyarakat terhadap penanggulangan kesehatan mental pada anak dan remaja. Kasus-kasus ini disebabkan oleh ketidaktahuan dan dan kurangnya kesadaran mengenai kesehatan mental. Penyuluhan ini dilakukan agar kondisi kesehatan mental remaja di MTS Babussalam yang berlokasi di Desa Barusuda Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, Jawa Barat lebih baik lagi dan adanya peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan mental. Metode penyuluhan dilakukan melalui presentasi langsung. Total siswa yang berpartisipasi dalam peenyuluhan ini sebanyak 57 siswa. Instrumen yang digunakan dalam metode ini adalah lembar kuisioner. Hasil penyuluhan menunjukkan sebanyak 77,2% siswa yang mengikuti kegiatan sosialisasi diketahui telah paham terhadap pentingnya kesehatan mental pada remaja. Selain itu, pemahaman responden terhadap perilaku tidak baik bagi kesehatan mental yakni sebanyak 82,5% siswa dan sebanyak 75,4% siswa paham akan kondisi ketika kesehatan mental tidak baik. Diharapkan penyuluhan ini dapat menjadi landasan untuk mengetahui cara penanganan dalam kesehatan mental secara preventif dan promotif pada kesehatan jiwa remaja yang di dalamnya melibatkan di lingkungan sekolah termasuk guru dan teman sebaya sehingga remaja mampu memiliki faktor protektor yang baik dan mampu mengatasi masalah yang terjadi dengan adaptif.Abstract: The development of critical thinking is during adolescence. WHO states that the vulnerable population aged 10-19 years contributes as much as 16% of the burden of disease, injury and mental-emotional disorders. This is caused by a lack of education and public awareness of mental health management in children and adolescents. These cases are caused by ignorance and lack of awareness regarding mental health. This counseling was carried out to find out how students know about adolescent mental health at MTS Babussalam which is located in Barusuda Village, Cigedug District, Garut Regency, Total participating in this counseling were 57 students. The instrument used in this method is a questionnaire sheet. Data were analyzed with descriptive analysis techniques. The results of the counseling showed that 77.2% of the students who took part in the socialization activities were known to have understood the importance of mental health in adolescents. In addition, respondents' understanding of behavior that is not good for mental health, namely as many as 82.5% of students and as many as 75.4% of students understand the conditions when mental health is not good. It is hoped that this counseling can become the basis for knowing how to deal with preventive and promotive mental health in adolescent mental health which involves the school environment including teachers and peers so that adolescents are able to have good protective factors and are able to overcome problems that occur adaptively.
Copyrights © 2025