Transformasi digital yang pesat telah menghadirkan perubahan signifikan dalam dunia pendidikan, salah satunya melalui kehadiran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Teknologi ini tidak hanya digunakan sebagai alat bantu pembelajaran, tetapi juga turut membentuk ulang cara siswa memahami, mengakses, dan memaknai proses belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana penggunaan AI oleh siswa SMP di Jakarta mempengaruhi kemampuan berpikir kritis, literasi mandiri, serta etika akademik, khususnya dalam konteks potensi terjadinya plagiarisme. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka terhadap dua siswa yang aktif menggunakan AI seperti ChatGPT dalam kegiatan belajar mereka. Kerangka teoritis yang digunakan adalah interaksionisme simbolik, yang menjelaskan bagaimana makna terhadap AI dibentuk melalui interaksi sosial dan pengalaman subjektif siswa dalam lingkup pendidikan digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AI dimaknai secara ambivalen, di satu sisi sebagai alat bantu yang mempermudah akses informasi dan efisiensi belajar, namun di sisi lain menimbulkan ketergantungan, mengurangi dorongan berpikir kritis, serta meningkatkan risiko plagiarisme. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya intervensi pendidikan yang menyeimbangkan pemanfaatan teknologi dengan penguatan nilai-nilai etis dan pengembangan daya nalar pelajar, guna menciptakan ekosistem belajar digital yang adil, reflektif, dan bertanggung jawab.
Copyrights © 2025