Perkembangan emosional siswa tunagrahita ringan merupakan aspek krusial dalam menunjang keberhasilan proses belajar dan interaksi sosial. Namun, keterbatasan dalam mengenali, memahami, dan mengelola emosi masih menjadi tantangan utama, sebagaimana ditemukan di SDLB/C AKW Kumara II Surabaya. Proses pembelajaran di sekolah ini masih terbatas secara media dan metode, serta belum tersedianya modul pembelajaran yang aksesibel sesuai kebutuhan siswa berkebutuhan khusus. Melalui pendekatan Virtual Reality Art Therapy, kegiatan ini bertujuan untuk mendampingi siswa dalam pengelolaan emosi melalui media seni yang lebih interaktif dan menyenangkan. VR Art Therapy menggabungkan keunggulan terapi seni dengan teknologi virtual untuk menciptakan pengalaman belajar yang imersif, memungkinkan siswa mengekspresikan emosi secara non-verbal dengan lebih bebas. Program ini difokuskan pada mata pelajaran seni budaya dan melibatkan guru sebagai fasilitator dalam sesi pendampingan. Hasil awal menunjukkan bahwa pendekatan ini mampu meningkatkan kesadaran emosi siswa dan mengurangi perilaku impulsif. Inovasi ini diharapkan menjadi model pembelajaran alternatif yang inklusif, serta mendorong kolaborasi antara pendidikan, psikologi, dan teknologi dalam penanganan anak berkebutuhan khusus.
Copyrights © 2025