Stroke semakin menjadi masalah serius yang di hadapi hampir seluruh dunia. Faktanya stroke biasa terjadi secara tiba-tiba dan berujung pada kematian atau cacat fisik dan mental salah satunya adalah gangguan menelan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dampak penggunaan terapi menelan dalam menangani masalah menelan. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif dengan satu orang responden, data diperoleh melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan alat ukur yang dipakai adalah gugging Swallowing screen (GUSS). Terapi latihan menelan ini dilakukan selama 7 hari dengan hasil refleks menelan meningkat, kemempuan mengunyah meningkat dan uasaha menelan meningkat dan hasil GUUS menunjukan dari 18 menjadi 19 yang artinya afasia ringan dengan resiko aspirasi sangat rendah. Kesimpulan dari studi kasus ini adalah penerapan terapi latihan menelan dapat meningkatkan refleks menelan, kemempuan mengunyah dan meningkatkan uasaha menelan pada penderita stroke dengan gangguan menelan. Diharapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita stroke dapat ditambahkan latihan terapi menelan pada klien dengan gangguan menelan atau afasia. Bagi peneliti lainnya dapat mempertimbangkan waktu latihan yang lebih lama sehingga tingkat keberhasilan lebih tinggi.
Copyrights © 2025