Saat ini terdapat 8 koridor angkot feeder LRT Musi Emas, dimana penambahan koridor 8 dan perpanjangan rute koridor 1, 3, dan 6 dilakukan pada tahun 2025. Bagi penumpang, perpanjangan rute berdampak pada penambahan waktu tunggu dan perjalanan. Sementara itu, bagi operator layanan langkah ini dapat meningkatkan biaya operasional feeder. Sehingga jika masih bergantung pada subsidi dan load factor tidak mencapai lebih dari 70%, hal tersebut dapat mempengaruhi kelangsungan operasional. Dalam upaya meningkatkan efisiensi operasinal layanan angkot feeder LRT Musi Emas di Kota Palembang, model Kano dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan atribut-atribut layanan yang paling mempengaruhi kepuasan pelanggan dari dimensi keandalan, bukti fisik, jaminan, daya tanggap, dan empati. Dengan menggunakan model tersebut dapat dilakukan pengklasifikasian kebutuhan pelanggan ke dalam beberapa kategori, yaitu must-be, one-dimensional, attractive, indifferent, reverse, dan questionable. Dari hasil model didapatkan prioritas perbaikan pelayanan berdasarkan kepuasan pengguna. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 400 responden yang terdiri dari pengguna angkot feeder LRT Musi Emas di koridor 1, 3, 6, dan 8. Hasil menunjukkan bahwa 12 atribut berada dalam kategori must be (M), 4 atribut berada dalam kategori one-dimensional (O), dan 13 atribut berada dalam kategori attractive (A). Prioritas utama perbaikan layanan dalam kategori must-be (M) meliputi jam operasional (R1), waktu tunggu (R2), kecepatan armada (R3), kesesuaian rute (R4), jarak ideal halte (R5), kesesuaian ongkos perjalanan (R6), kenyamanan dalam feeder (A5), daya tanggap petugas (D1), pelayanan petugas (D2), informasi titik pemberhentian (D5), perhatian petugas kepada penumpang (E2), serta ketersediaan nomor layanan yang mudah dihubungi (E4).
Copyrights © 2025