Skrining fitokimia merupakan tahap yang memberikan gambaran mengenai kandungan senyawa tertentu dari ekstrak yang akan diteliti. Skrining fitokimia dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan kandungan metabolit sekunder dalam ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus Lam) menggunakan konsentrasi pelarut yang berbeda. Metode penelitian ini adalah eksperimental. Ekstraksi dengan metode maserasi pada daun nangka menggunakan variasi konsentrasi etanol 50%, 70%, dan 96%. Ekstrak kemudian dilakukan standarisasi dilanjutkan skrining fitokimia secara kualitatif dengan pereaksi tetes dan kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil karakterisasi serbuk simplisia daun nangka dengan nilai susut pengeringan sebesar 7,6%, kadar air sebesar 8,14%, kadar abu total sebesar 5,1%. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol 70% memiliki nilai rendemen ekstrak paling besar yaitu 26,47%, dibandingkan etanol 50% dan 96% yaitu 22,71% dan 24,07%. Hasil karakterisasi ekstrak diperoleh susut pengeringan pada etanol 50, 70 dan 96% secara berturut-turut sebesar 5,8%; 4,6%; 5,3%. Nilai kadar air diperoleh pada etanol 50, 70 dan 96% berturut-turut sebesar 5,6%; 3,33%; 3,78%. Nilai kadar abu total diperoleh pada etanol 50, 70, dan 96% berturut-turut 8%; 8,3%; dan 8,3%. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol 50%, 70%, dan 96% daun nangka mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, steroid, fenol.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025