Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Daya Antibakteri Ekstrak dan Fraksi-Fraksi Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Sensitif dan Multiresisten YULIANA RIZQI DWI RATNA; UTARI SITA ARDANI; ZAKIAH FATHIANA; ANNIE RAHMATILLAH; IKA TRISHARYANTI D K
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 14 No 1 (2016): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.309 KB)

Abstract

Daun jambu mete memiliki daya antibakteri terhadap bakteri Gram positif dan negatif yang sensitif dan multiresisten. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak dan fraksi-fraksi daun jabu mete dan menentukan komponen senyawa yang terkandung di dalamnya. Metode ekstraksi dilakukan dengan maserasi menggunakan etanol 96%. Fraksinasi ekstrak etanol daun jambu mete dilakukan dengan metode partisi. Ekstrak dan fraksi-fraksi diuji daya antibakterinya menggunakan metode dilusi padat untuk menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM). Hasil KHM dilanjutkan ke pengujian berikutnya untuk menentukan konsentrasi bunuh minimum (KBM). Analisis kandungan bahan aktif dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol, fraksi kloroform dan fraksi etil asetat memiliki daya bunuh terhadap Staphylococcus sensitif dan multiresisten, sedangkan fraksi metanol-air hingga konsentrasi 2% tidak menunjukkan daya bunuh terhadap S. aureus sensitif, dan hingga 3% terhadap S. aureus multiresiten. Hasil pengujian KLT menunjukkan bhawa ekstrak dan fraksi-fraksi daun jambu mete mengandung alkaloid, flavonoid, minyak atsiri dan fenol.
The Comparison of Antioxidant Activity of Ethanol Extract of Fruit, Seeds and Leaves of Yellow Pumpkin (Cucurbita moschata D.) using the DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method Rahmatillah, Annie; Rohmana, Vivin Marwiyati; Mahendra, Andika Dwi; Puspita Sari, Mawar Dela; 'Arifah, Zainul
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 5, No 1 (2025): February 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v5i1.1317

Abstract

Yellow pumpkin (Cucurbita moschata D.) has various compounds that can be used as antioxidants, such as tocopherol, carotene, and phenolics. This research aims to determine which parts of the plant have potential as antioxidants by comparing the antioxidant activity of fruit, leaves, and seeds. Antioxidant activity measurements were carried out using the DPPH method by comparing the absorbance of the control and the absorbance of the sample to determine the percentage of antioxidant activity and IC50 value of each sample. From the measurement results, the IC50 values for pumpkin leaves, seeds, and fruit were 182.85 ppm, 57.04 ppm, and 90.88 ppm, respectively. Based on these results, leaves have the highest antioxidant activity compared to seeds and fruit. The results of this study show that pumpkin fruit and seeds have lower antioxidant activity than leaves. The results of this study show that pumpkin leaves had lower antioxidant activity than seeds and flesh.
Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia Calabura L.) dan Daun Sala (Cynometra Ramiflora L.) terhadap Escherichia Coli dengan Metode Difusi Cakram Kirby-Bauer Prabowo, Fatika Puteri Rosyid; Rahmatillah, Annie
Archives Pharmacia Vol 7, No 1 (2025): ARCHIVES PHARMACIA
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/ap.v7i1.8970

Abstract

Daun kersen dan daun sala merupakan tumbuhan yang memiliki kemampuan untuk menghambat beberapa pertumbuhan bakteri karena beberapa senyawa yang terkandung seperti alkaloid, flavonoid, dan saponin. Escherichia coli (E. coli) merupakan salah bakteri penyebab beberapa infeksi seperti infeksi saluran kemih, pneumonia, bakteremia, dan peritonitis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri kombinasi daun kersen dan daun sala terhadap pertumbuhan E.coli. Penelitian ini menggunakan metode disc diffusion. Perbandingan ekstrak daun kersen dan sala yang digunakan adalah 25:50, 50:50, dan 75:25. Kombinasi ini akan dibandingkan dengan aktivitas antibakteri masing-masing ekstrak. Kombinasi pada kedua ekstrak memiliki aktivitas antibakteri namun tidak lebih tinggi dari masing-masing ekstrak. Hal ini dapat dimungkinkan karena adanya efek antagonis pada kedua kombinasi ekstrak tersebut.
PROFILING METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETANOL 50% DAUN BAMBU DURI (Bambusa blumeana) Saputri, Dina Tika; Rahmatillah, Annie; Pratama, Kharisma Jayak
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2025: SIKesNas 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/zfqsn040

Abstract

Bambu merupakan sumber daya penting bagi masyarakat Indonesia, karena bambu memiliki banyak manfaat untuk kebutuhan sehari-hari. secara umum senyawa fenol dan flavonoid memiliki sifat antioksidan, bakteriosid, antiemetik, antihelmintik, antiasmatik, analgetik, antiinflamasi, meningkatkan mortilitas usus, antimikroba, dan masih banyak lagi. Senyawa antioksidan yang terdapat dalam daun bambu duri (Bambusa blumeana) bisa diperoleh melalui metode ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dari ekstrak etanol 50% daun bambu duri (Bambusa blumeana). Ekstraksi daun Bambu duri (Bambusa blumeana) dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 50% selama 3 hari. Setelah terbentuk ekstrak kental, dilakukan skrining fitokimia terhadap 5 senyawa metabolit sekunder dan profiling dilakukan secara kromatografi lapis tipis menggunakan fase gerak yang sesuai. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol 50% daun bambu duri (Bambusa blumeana) memiliki Rendemen sebesar 14,10%. Metabolit sekunder yang terkandung adalah alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin, dan terpenoid.
SKRINING FITOKIMIA METABOLIT SEKUNDER INFUSA DAUN KELOR (Moringa oleifera) DAN BUNGA TELANG (Clitoria ternatea) Putri, Anisa Fadilah Kumala; Ardiyantoro, Bagas; Rahmatillah, Annie
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2025: SIKesNas 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/sjgbj188

Abstract

Daun kelor (Moringa oleifera) dan bunga telang (Clitoria ternatea) mengandung senyawa flavonoid yang berperan sebagai antioksidan alami. Dua tumbuhan ini sedang marak dijadikan ramuan herbal oleh masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dari larutan infusa daun kalor dan juga bunga telang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Pembuatan larutan infusa daun kelor dan bunga telang dilakukan dengan metode infundasi menggunakan pemanasan selama 30 menit. Standardisasi larutan infusa juga dilakukan untuk mengetahui adanya cemaran logam berat dan juga kandungan etanol. Selanjutnya, skrining fitokimia dilakukan dan didukung dengan analisis kualitatif menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) untuk memvalidasi keberadaan senyawa aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan infusa daun kelor dan bunga telang mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tanin, steroid, dan saponin, serta bebas dari kontaminasi logam berat dan etanol. Flavonoid dikonfirmasi lebih lanjut dengan uji KLT dengan nilai Rf sebesar 0,75. Dengan demikian, hasil penelitian ini memperkuat potensi penggunaan daun kelor dan bunga telang sebagai bahan herbal yang aman dan kaya senyawa bioaktif.
IDENTIFIKASI PHYTOCHEMICAL COMPOUNDS PADA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) DENGAN THIN LAYER CHROMATOGRAPHY (TLC) Apriliya, Intan; Rahmatillah, Annie; Luthfiyanti, Niken
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2025: SIKesNas 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/f43b5e11

Abstract

Daun salam (Syzygium polyanthum) merupakan tanaman yang sangat mudah didapatkan. Di Indonesia, daun salam digunakan sebagai bumbu aromatik yang dapat menambah rasa masakan yang khas. Daun salam (Syzygium polyanthum) merupakan jenis tanaman yang mengandung senyawa flavonoid, dimana flavonoid termasuk kedalam kelompok metabolit sekunder golongan senyawa yang banyak ditemukan di alam. Metode penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian eksperimental. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menstandardisasi ekstrak etanol 70% daun salam dan mengetahui kandungan metabolit sekunder yang ada didalamnya. Untuk mendapatkan ekstrak kental, metode yang digunakan adalah maserasi dengan etanol 70% selama beberapa hari dengan perbandingan 1:10. Setelahnya, di uapkan menggunakan rotary evaporator dan didiamkan diatas waterbath untuk menjadikan kental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kental daun salam mengandung kadar air 7,81% dan tidak lebih dari yang distandarkan oleh Farmakope Herbal Indonesia (10%). Kadar abu sebesar 1,83% dan juga susut pengeringan 7,6%. Hasil skrining fitokimia metabolit sekunder daun salam positif adanya senyawa flavonoid dengan nilai Rf yang di hasilkan adalah 0,775 pada pengujian KLT dengan pembanding kuersetin.
KAJIAN EVALUATIF PENGADAAN OBAT DI RSUD X KOTA SURAKARTA TAHUN 2025 Insani, Fitri Nur; Rahmatillah, Annie; Rohmana, Vivin Marwiyati
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2025: SIKesNas 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/9r1pf493

Abstract

Pengadaan obat menjadi salah satu tahap penting dalam proses pengelolaan obat di rumah sakit. Pengadaan obat merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan sesuai jenis dan jumlahnya untuk menunjang pelayanan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi proses pengadaan obat di RSUD X Kota Surakarta Tahun 2025. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental. Teknik pengumpulan data dilakukan secara retrospektif menggunakan data pengadaan obat tahun 2024 dari bulan Januari-Desember. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase dana yang tersedia dengan keseluruhan dana yang dibutuhkan sebesar 113%, persentase pengadaan yang sesuai dengan kenyataan pakai adalah 101%, frekuensi pengadaan tiap item obat pertahun sebanyak 24 kali, dan persentase kesalahan faktur adalah 0,7%. Dari hasil parameter-parameter tersebut, menunjukkan bahwa pengadaan obat di RSUD X Kota Surakarta Tahun 2025 belum optimal, sehingga diperlukan evaluasi dan perbaikan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas pengadaan obat yang lebih baik.
PENGARUH PERBEDAAN PELARUT PADA UJI MUTU FISIK SEDIAAN LIPCREAM EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (BIANCAEA SAPPAN (L.) TOD.) Qurniawati, Eka; Rahmatillah, Annie; Hidayat, Rahmat
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2025: SIKesNas 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/btmfjw26

Abstract

Lipcream merupakan sediaan kosmetik dekoratif yang berbentuk semi padat yang dapat mempertahankan kelembapan bibir dalam jangka waktu yang lebih lama, tidak membuat bibir terasa kaku, menghasilkan warna lebih merata dan mudah diaplikasikan. Salah satu contoh bahan alam yang dapat dijadikan sebagai pewarna alami adalah kayu secang (Biancaea sappan (L.) Tod.). Kayu secang mengandung senyawa flavonoid, khususnya brazilin, yang diketahui memiliki aktivitas sebagai pewarna merah alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan pelarut terhadap mutu fisik sediaan lipcream ekstrak etanol kayu secang. Metode Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol konsentrasi 50%, 70%, dan 96%. Masing-masing ekstrak diformulasikan ke dalam tiga variasi konsentrasi ekstrak yaitu F0 (0%), F1 (5%), F2 (10%), dan F3 (15%). Evaluasi mutu fisik meliputi pengujian pH, homogenitas, daya sebar, daya lekat, dan stabilitas, serta dilakukan uji hedonik dan uji iritasi pada panelis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi pelarut etanol 96% menghasilkan sediaan lipcream dengan karakteristik fisik yang baik diantara variasi pelarut lainnya. Seluruh sediaan menunjukkan homogenitas yang baik dan tidak menimbulkan reaksi iritasi pada kulit panelis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada mutu fisik sediaan lipcream dan sediaan lipcream etanol 96% merupakan pelarut yang paling optimal untuk menghasilkan sediaan dengan mutu fisik yang baik.
ANALISIS PERBANDINGAN KANDUNGAN FITOKIMIA EKSTRAK DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lam.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI PELARUT Larasati, Karina Dwi; Rahmatillah, Annie; Luthfiyanti, Niken
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2025: SIKesNas 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/amxykb79

Abstract

Skrining fitokimia merupakan tahap yang memberikan gambaran mengenai kandungan senyawa tertentu dari ekstrak yang akan diteliti. Skrining fitokimia dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan kandungan metabolit sekunder dalam ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus Lam) menggunakan konsentrasi pelarut yang berbeda. Metode penelitian ini adalah eksperimental. Ekstraksi dengan metode maserasi pada daun nangka menggunakan variasi konsentrasi etanol 50%, 70%, dan 96%. Ekstrak kemudian dilakukan standarisasi dilanjutkan skrining fitokimia secara kualitatif dengan pereaksi tetes dan kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil karakterisasi serbuk simplisia daun nangka dengan nilai susut pengeringan sebesar 7,6%, kadar air sebesar 8,14%, kadar abu total sebesar 5,1%. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol 70% memiliki nilai rendemen ekstrak paling besar yaitu 26,47%, dibandingkan etanol 50% dan 96% yaitu 22,71% dan 24,07%. Hasil karakterisasi ekstrak diperoleh susut pengeringan pada etanol 50, 70 dan 96% secara berturut-turut sebesar 5,8%; 4,6%; 5,3%. Nilai kadar air diperoleh pada etanol 50, 70 dan 96% berturut-turut sebesar 5,6%; 3,33%; 3,78%. Nilai kadar abu total diperoleh pada etanol 50, 70, dan 96% berturut-turut 8%; 8,3%; dan 8,3%. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol 50%, 70%, dan 96% daun nangka mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, steroid, fenol.
IDENTIFIKASI DRPs (DRUG RELATED PROBLEMs) PADA PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELLITUS TIPE 2 GERIATRI DI RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO TAHUN 2019 Irhamadi Malik; Annie Rahmatillah; Rosi Hayyu Anjani; Riza Monasyifa
Duta Pharma Journal Vol. 4 No. 2 (2024): DUTA PHARMA JOURNAL
Publisher : Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/bgxw3p44

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis DRPs serta menganalisis faktor usia, jenis kelamin, polifarmasi, dan lamanya perawatan length of stay pada pasien geriatri yang menjalani perawatan di Rumah Sakit. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara prospektif dari 125 rekam medis periode Maret – Mei 2019 di Rawat Inap RSU Ponorogo. Kriteria inklusi pada penelitian ini pasien geriatri dengan diagnosis diabetes mellitus tipe 2, mendapatkan perawatan lebih dari 2 hari, mendapatkan terapi lebih dari 3 jenis obat selama perawatan di RSU Aisyiyah Ponorogo serta memiliki data rekam medis yang lengkap. Hasil penelitian menunjukkan dari 125 pasien rawat inap geriatri dengan DM tipe 2 terdapat DRPs dengan jumlah total 151 kejadian. Kategori DRPs yang teridentifikasi meliputi, obat tanpa indikasi sebesar 77 kejadian (61,60%), ketidaktepatan obat menurut guideline/ formularium sebesar 47 kejadian (37,60%), terlalu banyak obat yang diresepkan untuk indikasi tertentu sebesar 9 kejadian (5,9%), tidak ada terapi obat untuk indikasi yang dialami pasien sebesar 9 kejadian (5,9%), dosis obat terlalu rendah sebesar 5 kejadian (3,31%), ketidaktepatan kombinasi beberapa obat dan obat herbal sebear 3 kejadian (2,4%), dan ketidaktepatan obat sebesar 1 kejadian (0,66%). Jenis kelamin, umur, serta length of stay tidak berpengaruh terhadap terjadinya DRPs pada pasien diabetes mellitus. Namun, penyakit penyerta (komorbiditas) dan jumlah jenis obat berpengaruh terhadap kejadian DRPs. Hal tersebut dengan nilai p-value berturut-turut sebesar 0,040 dan 0,000 (p<0,05).