Pemecahan masalah merupakan alat utama dalam pembelajaran IPA. Setelah siswa mempelajari konsep-konsep IPA, diharapkan siswa tidak hanya menguasai konsep-konsep yang telah dipelajarinya akan tetapi dapat mengaplikasikan konsep-konsep tersebut dan menggunakan hubungan antar konsep yang satu dengan yang lainnya ke dalam berbagai situasi dan masalah berbeda. Tujuana dari penelitian ini adalah Bagaimanakah kemampuan Memecahkan Masalah IPA Siswa SMP di Melawi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Tempat penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Pinoh Selatan dan SMP Kristen Ekklesia Nanga Pinoh 2. Populasi dari penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Pinoh Selatan dan siswa SMP Kristen Ekklesia Nanga Pinoh dengan jumlah keseluruhannya berjumlah 41 orang peserta didik yang terdiri atas 18 orang peserta didik dan SMP Kristen Ekklesia Nanga Pinoh dengan jumlah 23. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan pemecahan masalah IPA dan lembar wawancara Berdasarkan hasil tes pemecahan masalah, secara umum dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat pemecahan masalah siswa tergolong rendah dengan nilai rata-rata sebesar 24,68. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 50 sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 3. Ditinjau dari hasil wawancara diketahui bahwa ternyata siswa tidak memiliki kesiapan dalam mengerjakan soal, tidak percaya dengan jawaban sendiri dan kurang dalam perhitungan matematis. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diketahui bahwa hasil tes kognitif pemecahan masalah siswa, di peroleh rata-rata nilai pemecahan masalah yaitu 24,68 hal ini berbanding lurus dengan hasil wawancara metakognisi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan metakognisi dan efikasi siswa masih tergolong rendah.
Copyrights © 2024