Keandalan sistem navigasi udara sangat penting dalam menjamin keselamatan penerbangan. Salah satu peralatan navigasi yang digunakan di Bandar Udara APT Pranoto Samarinda adalah Non-Directional Beacon (NDB). Sejak beroperasinya Asphalt Mixing Plant (AMP) pada tahun 2019 di sekitar bandara, muncul kekhawatiran mengenai interferensi elektromagnetik (EMI) yang dapat mengganggu akurasi navigasi pesawat. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan kuasi-eksperimental. Data dikumpulkan melalui analisis historis 2019–2024, pengukuran lapangan, serta uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk menganalisis perbedaan performa NDB sebelum dan sesudah keberadaan AMP. Fishbone Diagram digunakan untuk mengidentifikasi faktor penyebab gangguan. Hasil penelitian menunjukkan keberadaan AMP mempengaruhi performa NDB dengan tren penurunan daya pancar dan peningkatan refleksi sinyal. Analisis post-flight report menunjukkan pengurangan jangkauan sinyal NDB yang berdampak pada efektivitas navigasi penerbangan. Evaluasi regulasi menyatakan bahwa lokasi AMP tidak sesuai dengan standar keselamatan penerbangan. Disarankan penerapan zona buffer elektromagnetik, pemasangan filter EMI, serta evaluasi ulang lokasi AMP. Jika gangguan tidak dapat diminimalkan, relokasi AMP menjadi solusi yang direkomendasikan guna menjaga keandalan sistem navigasi udara.
Copyrights © 2025