Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi diri perempuan berhijab pengguna vape (hijaber vapers) di Kota Banda Aceh dalam konteks sosial yang sarat nilai religius dan norma patriarkal. Fenomena ini menarik karena memperlihatkan ketegangan simbolik antara citra religius yang melekat pada hijab dan gaya hidup modern yang diasosiasikan dengan penggunaan vape. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dan teori interaksi simbolik dari George Herbert Mead sebagai kerangka analisis. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap perempuan berhijab berusia 18–25 tahun yang aktif menggunakan vape. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hijaber vapers memaknai vaping sebagai ekspresi kebebasan, pencitraan diri, dan bentuk resistensi simbolik terhadap ekspektasi sosial. Meskipun menghadapi stigma dan tekanan sosial, mereka menegosiasikan identitasnya melalui pemisahan makna antara religiusitas dan gaya hidup personal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa representasi diri hijaber vapers dibentuk dalam ruang tarik-menarik antara agensi individu dan kontrol sosial, sekaligus membuka ruang baru bagi redefinisi identitas perempuan dalam masyarakat religius.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025