Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan pendidikan gratis terhadap keluarga miskin dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Malang. Kebijakan ini dirancang untuk menghilangkan hambatan ekonomi dalam akses pendidikan, terutama bagi masyarakat miskin, melalui program seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Penelitian ini juga mengevaluasi implementasi kebijakan yang dampaknya pada kualitas pendidikan, serta kendala yang dihadapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pendidikan gratis telah meningkatkan angka partisipasi sekolah, khususnya di jenjang pendidikan dasar dan menengah pertama. Banyak anak dari keluarga miskin yang sebelumnya putus sekolah kini dapat melanjutkan pendidikan mereka. Selain itu, kebijakan ini juga membantu menurunkan angka putus sekolah dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif. Namun, implementasi kebijakan ini masih menghadapi berbagai kendala, seperti keterbatasan anggaran, kesenjangan kualitas antara sekolah di daerah perkotaan dan pedesaan, serta kurangnya infrastruktur yang memadai. Kualitas pendidikan juga dipengaruhi oleh kekurangan guru kompeten, minimnya pelatihan bagi tenaga pendidik, serta kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan peningkatan alokasi dana pendidikan, pembangunan infrastruktur, dan penguatan pelatihan guru. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta juga menjadi kunci keberhasilan program ini. Kesimpulannya, meskipun pendidikan gratis telah membawa perubahan positif, upaya peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan perlu terus dilakukan untuk memastikan manfaatnya dapat dirasakan secara optimal oleh semua lapisan masyarakat.
Copyrights © 0000