Fondasi merupakan elemen struktur bawah yang berperan dalam mentransfer beban bangunan ke lapisan tanah dengan daya dukung memadai. Pemilihan jenis fondasi menjadi krusial karena berdampak langsung terhadap stabilitas, biaya, dan kemudahan pelaksanaan konstruksi. Penelitian ini membandingkan fondasi tiang pancang (spun pile) dan bore pile berdasarkan kapasitas daya dukung ultimit, metode pelaksanaan, dan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Perhitungan kapasitas tiang pancang menggunakan metode Decourt, sedangkan bore pile dianalisis dengan metode Reese & Wright. Data tanah diperoleh dari hasil bor log pada proyek Gedung Asrama C, dengan analisis pada kedalaman 8 m dan 36 m. RAB tiang pancang disusun dari data biaya proyek aktual, sedangkan bore pile mengacu pada Harga Satuan Pemerintah (HSP) Kota Padang. Dalam pelaksanaannya, penggunaan tiang pancang di proyek ini mengalami beberapa kendala, seperti keterlambatan mobilisasi alat, kerusakan HSPD, lokasi tidak rata, keterbatasan lahan penyimpanan, serta kondisi tanah keras yang menyebabkan tiang harus dipotong dan menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja bore pile secara simulatif sebagai perbandingan teknis dan ekonomis. Hasil menunjukkan kapasitas daya dukung tiang pancang lebih tinggi dan biaya lebih efisien. Namun, bore pile memiliki keunggulan dalam fleksibilitas pelaksanaan dan minim getaran. Pemilihan fondasi harus mempertimbangkan kondisi lapangan, karakteristik tanah, ruang kerja, serta aspek teknis dan ekonomis secara menyeluruh.
Copyrights © 2025