Women Farmers Group in Pakpak Bharat Regency in resolving two main issues: the lack of business legality and the suboptimal utilisation of rice waste. The community service was carried out through the stages of planning, implementation, and evaluation using methods such as socialisation, training, and mentoring. During the implementation phase, the team provided education and hands-on training on registering for a Business Identification Number (NIB) through the OSS system, as well as training on processing rice straw waste into compost using EM4 and other organic materials. The results of the activity showed that the partners successfully obtained official NIBs and were able to independently apply composting techniques. The final evaluation revealed an 80% increase in technical skills (hard skills) among members in compost processing and a 70% increase in non-technical skills (soft skills) in digital literacy and understanding of business legalisation regulations. This programme demonstrates that empowering female farmers through strengthening legal compliance and appropriate technology can drive sustainable agricultural business capacity, open market access opportunities, and support green economy initiatives in rural areas.Abstrak: Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk membantu Kelompok Wanita Tani Dame Ukur di Kabupaten Pakpak Bharat dalam menyelesaikan dua permasalahan utama, yaitu belum adanya legalitas usaha serta belum optimalnya pemanfaatan limbah padi. Pengabdian dilakukan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan metode sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan. Pada tahap pelaksanaan, tim memberikan edukasi dan simulasi pendaftaran Nomor Induk Berusaha (NIB) secara langsung melalui sistem OSS, serta pelatihan pengolahan limbah jerami padi menjadi kompos menggunakan EM4 dan bahan organik lainnya. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa mitra berhasil memperoleh NIB secara resmi dan mampu mempraktikkan teknik pembuatan kompos secara mandiri. Evaluasi akhir menunjukkan peningkatan keterampilan teknis (hardskill) anggota hingga 80% dalam pengolahan kompos dan peningkatan keterampilan non-teknis (softskill) hingga 70% dalam literasi digital danpemahaman regulasi legalitas usaha. Program ini membuktikan bahwa pemberdayaan petani perempuan melalui penguatan legalitas dan teknologi tepat guna dapat mendorong peningkatan kapasitas usaha tani yang berkelanjutan, membuka peluang akses pasar, dan mendukung ekonomi hijau di wilayah pedesaan
Copyrights © 2025