Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 718 yang mencakup Laut Arafura, merupakan salah satu kawasan strategis dalam sektor perikanan tangkap di Indonesia. Kawasan ini dikenal memiliki potensi sumber daya cumi-cumi yang tinggi dan bernilai ekonomis penting. Namun demikian, karakteristik spasial dan temporal sumber daya cumi-cumi di wilayah ini sangat dipengaruhi oleh dinamika lingkungan oseanografi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh parameter oseanografi terhadap hasil tangkapan cumi-cumi di WPP 718 dengan menggunakan pendekatan Generalized Additive Models (GAM). Data tangkapan diperoleh dari logbook Pelabuhan Perikanan Nusantara tahun 2022- 2023, sedangkan data oseanografi berupa suhu permukaan laut, salinitas, dan klorofil-a diambil dari Marine Copernicus. Analisis dilakukan secara spasial temporal berdasarkan empat musim monsun di Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa suhu permukaan laut dan salinitas memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai CPUE (Catch Per Unit Effort), sementara klorofil-a tetap berkontribusi dalam model meskipun tidak signifikan secara statistik. Model terbaik (Model 7) yang menggabungkan ketiga parameter menunjukkan nilai AIC terendah (1976,212) dan deviance explained tertinggi (11%). Sebaran prediksi CPUE dan HSI menunjukkan bahwa Musim Barat dan Peralihan 2 merupakan periode paling produktif bagi penangkapan cumi-cumi, sementara Musim Timur mencatatkan hasil terendah akibat pengaruh suhu rendah dari fenomena upwelling. Temuan ini menegaskan pentingnya pemahaman terhadap dinamika lingkungan laut dalam mendukung pengelolaan sumber daya perikanan cumi cumi secara adaptif dan berkelanjutan di WPP 718.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025