Tingginya angka pernikahan dini di kalangan remaja menjadi tantangan serius dalam memaksimalkan potensi bonus demografi di Indonesia. Di Kota Surakarta, tercatat 67 dari 72 permohonan dispensasi nikah anak dikabulkan oleh Pengadilan Tinggi Agama Jawa Tengah pada tahun 2024. Salah satu upaya strategis dalam menekan angka pernikahan dini yaitu dengan mengadakan edukasi kesehatan reproduksi untuk remaja. Maka, melalui kegiatan pengabdian bertujuan untuk meningkatkan pemahaman remaja terkait kesehatan reproduksi dan risiko pernikahan dini melalui edukasi di SMPN 16 Surakarta. Edukasi dilakukan melalui penyuluhan, Focus Group Discussion (FGD), serta media leaflet dan poster. Pengukuran pengetahuan dilakukan sebelum dan sesudah edukasi menggunakan kuesioner yang mencakup topik kesehatan reproduksi dan bahaya pernikahan dini. Hasil menunjukkan peningkatan pemahaman siswa secara signifikan, dengan uji tanda (sign test) menghasilkan p-value sebesar 0,001 (p<0,05). Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan pemahaman peserta terkait materi kesehatan reproduksi dan pernikahan dini. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran remaja mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan menunda usia pernikahan, serta mendukung upaya pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan menjadi Kota Layak Anak Dunia tahun 2025 dan mempersiapkan generasi emas 2045.
Copyrights © 2025