Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana sistem kosmologi masyarakat nelayan Desa Buluh Cina terbentuk, dipertahankan, dan diwariskan, serta bagaimana pandangan kosmologi tersebut membentuk hubungan antara manusia dan alam di lingkungan pesisir. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dan teknik wawancara mendalam serta observasi lapangan, ditemukan bahwa masyarakat Buluh Cina memiliki kosmologi yang bersumber dari kearifan lokal dan kepercayaan tradisional. Kosmologi ini membentuk etika ekologis yang diwujudkan dalam perilaku masyarakat menjaga sungai, hutan, dan danau secara kolektif, serta partisipasi aktif dalam kegiatan adat dan sosial. Pandangan kosmologis mereka menunjukkan harmoni antara manusia dan alam, meskipun mengalami transformasi akibat modernisasi, pendidikan, dan pengaruh agama. Penelitian ini memperlihatkan bahwa kosmologi lokal tetap relevan sebagai kerangka berpikir ekologis dan sosial dalam menghadapi tantangan pembangunan dan perubahan zaman.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025