Budidaya ikan hias memiliki potensi ekonomi tinggi, terutama pada skala UMKM, dengan margin keuntungan lebih besar dibandingkan ikan konsumsi. Salah satu jenis ikan hias populer adalah ikan guppy (Poecilia reticulata), khususnya jantan yang memiliki warna tubuh dan sirip menarik, sehingga memiliki nilai jual lebih tinggi. Desa Sindangsari, Kecamatan Sukasari, merupakan wilayah potensial untuk budidaya ikan guppy karena ketersediaan air yang memadai dan lingkungan yang mendukung. Budidaya di daerah ini telah menggunakan berbagai media pemeliharaan seperti kolam tanah, beton, dan plastik. Namun, salah satu tantangan utama adalah rendahnya proporsi anakan jantan. Solusi yang ditawarkan adalah penerapan teknologi pengarahan kelamin (maskulinisasi) untuk meningkatkan jumlah ikan jantan. Umumnya, maskulinisasi dilakukan menggunakan hormon sintetis seperti 17α-metiltestosteron yang berisiko menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan ikan. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif alami seperti air kelapa yang mengandung kalium, berperan dalam biosintesis hormon steroid. Program Pengabdian Masyarakat (PPM) oleh Departemen Perikanan FPIK Unpad bertujuan memberikan penyuluhan dan pendampingan tentang pengaruh perendaman induk bunting ikan guppy dalam air kelapa terhadap proporsi anakan jantan. Kegiatan ini dilaksanakan pada 25 Juli 2024 bersama kelompok Mina Sari Barokah di Desa Sindangsari, dengan jumlah peserta sebanyak 21 orang. Peserta juga akan mendapat pendampingan selama pelaksanaan kegiatan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025