Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Effects of Fermentation on the Physico-Chemical Properties of Marine By-Products: A Review Shobihah, Hasna Nabila; Andriani, Yuli; Wiyatna, Muhamad Fatah; Iskandar, Iskandar; Zidni, Irfan; Rustama, Mia Miranti
Journal of Coastal and Ocean Sciences Vol. 6 No. 1 (2025): January
Publisher : Department of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jocos.6.1.51-58

Abstract

Marine by-products hold significant potential to be utilized as raw materials with added value, particularly in producing high-quality and environmentally friendly fish feed. This study aims to review the impact of fermentation on the physical and chemical properties of marine by-products. The method employed is a narrative literature review, referencing scientific literature from databases such as ScienceDirect and Google Scholar. The literature analysis highlights changes in physical structure, such as alterations in color and odor, that contribute to improved feed digestibility. In addition, fermentation also increases nutrient content, including proteins and essential amino acids, and produces bioactive compounds that act as antimicrobials and antioxidants. This study identifies that fermentation reduces waste and enhances its economic value for various applications, such as fish feed and alternative raw materials. Thus, this review provides innovative solutions for marine by-product management while supporting sustainability and efficiency principles in the fisheries industry
Peningkatan Gizi Protein Hewani Melalui Keterampilan Pembuatan Bakso Ikan kepada Masyarakat Desa Tunggilis dan Banjarharja, Kabupaten Pangandaran Junianto, Junianto; Apriliani, Izza Mahdiana; Dewanti, Lantun Paraditha; Zidni, Irfan
Farmers: Journal of Community Services Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/fjcs.v1i1.28862

Abstract

Ikan merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh dan tinggi protein serta memiliki kandungan omega 3. Konsumsi jenis protein salah satu faktor yang secara langsung berpengaruh terhadap gizi seseorang. Kabupaten Pangandaran memiliki potensi untuk berkembang dalam bidang perikanan. Namun masih terjadi permasalahan mengenai kualitas gizi masyarakat yang menurun. Untuk mendukung peningkatan gizi masyarakat dan pengembangan produk ikan di Kabupaten Pangandaran berdasarkan potensi yang dimilikinya yaitu melalui upaya peningkatan pemahaman dan pengetahuan dalam produksi pangan yaitu dengan melaksanakan kegiatan pelatihan/workshop pembuatan produk olahan hasil perikanan berupa baso ikan. Tahapan pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan terdiri dari tahap sosialisasi dan inisiasi, tahap penyuluhan dan pelatihan (pentingnya mengkonsumsi ikan; kampanye gemar makan ikan untuk peningkatan gizi masyarakat; serta pelatihan dan demonstrasi pembuatan produk berupa bakso ikan), dan tahap terakhir adalah tahap evaluasi kegiatan. Metode penyampaian berupa metode ceramah, diskusi dan demonstrasi. Hasil kegiatan pelatihan ini menunjukkan bahwa khalayak sasaran memahami pentingnya gizi protein yang bersumber dari ikan. Serta adanya peningkatan skill khalayak sasaran dalan pengolahan diversifikasi produk dari bahan dasar ikan berupa bakso.
POTENSI HIBRIDISASI GUNA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN IKAN GABUS CHANNA STRIATA MENGGUNAKAN METODE PEMIJAHAN BUATAN Masyal, Muhamad Guntur; Arifat, Muhammad Rheno; Rohmah, Firli Aulia; Susilo, Bagus; Sudarto, Putri Berlianita; Zidni, Irfan
Journal of Aquaculture and Environment Vol. 7 No. 1 (2024): Journal of Aquaculture and Enviroment Desember 2024
Publisher : Postgraduate Bosowa University Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/jae.v7i1.5374

Abstract

Kebutuhan ikan gabus (Channa striata) yang demikian besar jumlahnya dan intensitas penangkapan yang tinggi menyebabkan ketersediaan ikan gabus menjadi semakin terbatas. Dalam upaya mengantisipasi turunnya populasi ikan gabus serta mendapatkan strain unggul ikan gabus untuk budidaya, hibridisasi interspesies, yaitu persilangan antar strain dalam spesies yang berbeda, menjadi pendekatan sederhana yang menarik untuk dieksplorasi. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini yaitu menguraikan potensi hibridisasi ikan gabus (Channa striata) dan ikan toman (Channa micropeltes) dengan menggunakan data yang primer (diperoleh secara faktual) dan sekunder (data diperoleh dari literatur) yang darapkan dapat membantu peneliti dalam proses hibridisasi untuk menunjang mutu genetik dan menghasilkan benih yang unggul seperti perbaikan terhadap laju pertumbuhan, kematangan gonad, ketahanan terhadap penyakit dan toleransi terhadap lingkungan buruk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Hasil penelitian diperoleh nilai fertilization rate (FR) pada perlakuan gabus betina x toman jantan sebesar 14,29%. Penelitian tersebut menunjukkan adanya potensi hibridisasi antara ikan toman jantan dan ikan gabus betina untuk menghasilkan strain yang lebih unggul. Dengan demikian, ikan gabus dapat dihibridisasi dengan ikan toman yang memiliki pertumbuhan lebih cepat dengan memperhatikan seleksi induk, injeksi hormon dan pemeliharaan telur. The demand for snakehead fish (Channa striata) is so large in number and the high intensity of fishing has caused the availability of snakehead fish to become increasingly limited. In an effort to anticipate the decline in snakehead fish populations and obtain superior strains of snakehead fish for cultivation, interspecies hybridization, namely crossing between strains in different species, is a simple approach that is interesting to explore. Thus, the aim of this research is to describe the hybridization potential of snakehead fish (Channa striata) and toman fish (Channa micropeltes) using primary (obtained factually) and secondary data (data obtained from literature) which is expected to help researchers in the hybridization process. to support genetic quality and produce superior seeds such as improving growth rate, gonad maturity, disease resistance and tolerance to adverse environments. The method used in this research is the experimental method with primary data obtained from direct observation and secondary data obtained from literature study. The stages of implementing hybridization on snakehead and toman fish include preparing the container and broodstock for the test fish, spawning which includes injection, striping, fertilization, hatching, rearing of larvae and fry. From the research results, the fertilization rate (FR) value in the cork women x toman man treatment was 14.29%. This research shows the potential for hybridization between male toman fish and female snakehead fish to produce superior strains. Thus, snakehead fish can be hybridized with toman fish which have faster growth by paying attention to parent selection, hormone injection and egg maintenance.
Efisiensi Probiotik Mina Pro dan Suplementasi Vitamin C Dalam Pakan Komersil Untuk Budidaya Intensif Ikan Lele (Clarias gariepinus) Fase Pendederan IV Satria, Muhammad Akbar; Rostika, Rita; Grandiosa, Roffi; Zidni, Irfan
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 5 No 2 (2024): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31573/manfish.v5i2.833

Abstract

Ikan lele adalah komoditas perikanan yang digemari dan banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, sehingga memiliki prospek permintaan dan harga jual yang sangat menjanjikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efisien penggunaan probiotik Mina Pro dan suplementasi vitamin C dalam pakan pada budidaya intensif ikan lele. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Akuakultur Gedung 4 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, penelitian ini dimulai pada bulan Mei sampai Juli 2024. Rancangan percobaan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (A : tidak ditambahkan probiotik Mina Pro dan vitamin C) ; (B : 6 ml/kg probiotik dan 3 gram/kg pakan vitamin C) ; (C: 8 ml/kg probiotik dan 3 gram/kg pakan vitamin C) ; (D : 10 ml/kg probiotik dan 3 gram/kg pakan vitamin C) dan ulangan sebanyak empat kali. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah laju pertumbuhan ikan (panjang dan bobot), laju pertumbuhan spesifik (SGR), laju pertumbuhan harian, rasio konversi pakan (FCR), kelangsungan hidup (survival rate), dan kualitas air. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) menggunakan uji F dengan taraf kepercayaan 95%, apabila terjadi perbedaan yang nyata antar perlakuan yang dilakukan maka dilakukan uji lanjutan yaitu uji Duncan dengan taraf nyata uji 5%. Hasil penelitian menghasilkan bahwa perlakuan B menunjukan hasil terbaik yang memiliki rata – rata penambahan panjang mutlak ikan sebesar 5,93 cm, kemudian rata – rata penambahan bobot mutlak ikan sebesar 15,54 gram, untuk laju pertumbuhan spesifik (SGR) dengan persentase sebesar 3,01%, laju pertumbuhan harian sebesar 0,23 gr/hari, kemudian rasio konversi pakan (FCR) sebesar 0,127±0.007, dan survival rate dengan persentase sebesar 82%.
The Role and Function of Fatty Acids in Feed on Fish Growth Prananda, Muhammad Rizky; Andriani, Yuli; Pratiwy, Fittrie Meyllianawaty; Iskandar, Iskandar; Haetami, Kiki; Zidni, Irfan; Herman, Roffi Grandiosa
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 30 No. 1 (2025): February
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jpk.30.1.18-23

Abstract

Essential fatty acids play a crucial role in fish growth and health. A quality feed containing the right amount of fats can promote fish growth and support metabolic functions. Fatty acid requirements vary depending on the fish species and habitat, with freshwater fish tending to require more n-6 fatty acids, while marine fish require more n-3 fatty acids. The use of fat in feed should be well regulated, as too high levels can interfere with the digestive and metabolic processes of the fish. The use of fish oil mixed in feed as much as 1.5% can help improve the growth performance of carp. Magot oil mixed into the feed as much as 15%/100 g gives the best growth performance in carp. Soybean oil used as much as 10% in feed can increase the content of omega 3, EPA, and DHA in catfish meat. Coconut oil used in feed at 6% proved to have a good impact on the DHA content of tilapia. The purpose of this paper is to review the literature on the role and function of fatty acids in fish growth
The Role and Function of Fatty Acids in Feed on Fish Growth Prananda, Muhammad Rizky; Andriani, Yuli; Pratiwy, Fittrie Meyllianawaty; Iskandar, Iskandar; Haetami, Kiki; Zidni, Irfan; Herman, Roffi Grandiosa
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 30 No. 1 (2025): February
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jpk.30.1.18-23

Abstract

Essential fatty acids play a crucial role in fish growth and health. A quality feed containing the right amount of fats can promote fish growth and support metabolic functions. Fatty acid requirements vary depending on the fish species and habitat, with freshwater fish tending to require more n-6 fatty acids, while marine fish require more n-3 fatty acids. The use of fat in feed should be well regulated, as too high levels can interfere with the digestive and metabolic processes of the fish. The use of fish oil mixed in feed as much as 1.5% can help improve the growth performance of carp. Magot oil mixed into the feed as much as 15%/100 g gives the best growth performance in carp. Soybean oil used as much as 10% in feed can increase the content of omega 3, EPA, and DHA in catfish meat. Coconut oil used in feed at 6% proved to have a good impact on the DHA content of tilapia. The purpose of this paper is to review the literature on the role and function of fatty acids in fish growth
The effectiveness of the use of filter on the tilapia growth performance, number of Nitrosomonas sp., and water quality in aquaponics systems Andriani, Yuli; Zahidah, ,; Dhahiyat, Yayat; Subhan, Ujang; Zidni, Irfan; Pratama, Rusky Intan; Gumay, Nadia Purnamasari
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 17 No. 1 (2018): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3430.884 KB) | DOI: 10.19027/jai.17.1.1-8

Abstract

ABSTRACT This study aims to determine the most effective type of living filter media for the bacteria Nitrosomonas sp. in order to improve water quality in aquaponics systems. The method used in this study was completely randomized design, consisting of five treatments and each was repeated three times. The treatments were: A (without addition of filter media), B (addition of palm fibers, silica sand, and activated carbon), C (addition of palm fibers, silica sand, gravel, and activated carbon), D (addition of palm fibers, silica sand, rocks, and activated carbon), and E (addition of palm fibers, silica sand, bioball, and activated carbon). Parameters measured were: 1) the number of Nitrosomonas bacteria, 2) water quality (ammonia, nitrate, and phosphate); and, 3) productivity of fish and Chinese spinach. Data were analyzed using a descriptive method. The findings show that the highest number of bacteria was found in treatment E, 9.29×105 CFU/mL on the bioball filter media and 4.43×105 CFU/mL in rearing tanks. The best water quality was in treatment B, with a concentration of ammonia of 0.17 mg/L, nitrate of 0.33 mg/L, and phosphate of 0.54 mg/L. Plant productivity was the best in treatment B in which the average length and weight reach 48.1 cm and 11.1 grams of plant/week, respectively. The best fish growth was seen in treatment C with an absolute growth rate of 4.4 grams and a specific growth rate of 1.9%/day. The recommended filter was made of Arenga pinnata fibers, silica sand, gravels, and active carbon of about 2 cm thick each.The results showed that the type of filter on the aquaponic system had an effect on the amount of Nitrosomonas sp. in water, water quality, and the productivity of Chinese spinach.Keywords: aquaponics, filter, water quality, Nitrosomonas sp.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis filter yang paling efektif sebagai media hidup bakteri Nitrosomonas sp. sehingga menghasilkan kualitas air yang baik dalam sistem akuaponik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap, yaitu lima perlakuan dengan tiga kali pengulangan. Perlakuan dalam penelitian ini meliputi: A (tanpa penambahan media filter), B (penambahan media filter ijuk, pasir silika, dan karbon aktif), C (penambahan media filter ijuk, pasir silika, kerikil, dan karbon aktif), D (penambahan media filter ijuk, pasir silika, batu, dan karbon aktif), dan E (penambahan media filter ijuk, pasir silika, bioball, dan karbon aktif). Parameter yang diamati adalah: 1) jumlah bakteri, 2) kualitas air (meliputi amonia, nitrat, dan fosfat), serta 3) produktivitas ikan dan kangkung air. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kelimpahan bakteri Nitrosomonas sp. tertinggi terdapat pada perlakuan E, yaitu 9,29×105 CFU/mL pada media filter bioball dan 4,43×105 CFU/mL pada media air pemeliharan. Adapun kualitas air terbaik yaitu pada perlakuan B dengan konsentrasi amonia 0,17 mg/L, nitrat 0,33 mg/L, dan fosfat 0,54 mg/L. Produktivitas kangkung terbaik yaitu pada perlakuan B dengan panjang rata-rata mencapai 48,1 cm dan bobot tanaman 11,1 gram/minggu. Pertumbuhan ikan terbaik terdapat pada perlakuan C, dengan nilai pertumbuhan ikan mutlak sebesar 4,4 gram dan pertumbuhan spesifik 1,9%/hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis filter pada sistem akuaponik berpengaruh terhadap jumlah Nitrosomonas sp. dalam air, kualitas air, dan produktivitas tanaman kangkung. Filter yang disarankan dari hasil penelitian ini adalah yang tersusun atas ijuk, pasir silika, batukerikil, dan karbon aktif masing-masing setinggi ±2 cm.Kata kunci: akuaponik, filter, kualitas air, Nitrosomonas sp., produktivitas tanaman
The effectiveness of filters on catfish Clarias gariepinus fry performance in the aquaponic system Andriani, Yuli; Hasan, Zahidah; Zidni, Irfan; Nurruhwati, Isni; Iskandar, Iskandar; Kusumoputra, Rahmadi
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 20 No. 2 (2021): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.20.2.101-114

Abstract

This study aimed to determine the effectiveness of filters on the growth performances of catfish fry (Clarias gariepinus) in the aquaponic system. The study was conducted in the Ciparanje Green House, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. A completely randomized design with four treatments and three replications was applied, namely treatment A: Water circulation using bioball filter medium, B: Water circulation using water spinach filter medium, C: Water circulation using bioball and water spinach filter media, and D: Water circulation using sponge filter medium (control). The container used for the maintenance was a fiber tank at 70 cm × 70 cm × 70 cm size filled with 257 L water and a stocking density of 15 fish/fiber. The parameters observed were survival rate, growth, feed conversion, and water quality. The results showed that the use of biological filter using water spinach produced the best growth performance of catfish. The best survival rate was also obtained by using water spinach filter (100%) with the absolute growth of 98.32 ± 15.6 g. The water quality an aquaponic system with water spinach filter supported the growth performance of catfish fry. Keywords: absolute growth, aquaponic, Clarias gariepinus, filters. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas filter terhadap performa pertumbuhan benih ikan lele Clarias gariepinus dalam sistem akuaponik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Rumah Kaca Ciparanje, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Metode penelitian adalah rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan, yaitu perlakuan A: sirkulasi menggunakan media filter bioball, B: Sirkulasi menggunakan media filter bayam air, C: Sirkulasi menggunakan media filter bioball dan tanaman kangkung, dan D : Sirkulasi menggunakan media spons (kontrol). Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan bak fiber dengan ukuran 70 cm × 70 cm × 70 cm diisi dengan air sebanyak 257 L dengan padat tebar 15 ekor / bak. Parameter yang diamati adalah kelangsungan hidup, pertumbuhan ikan, konversi pakan dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan filter biologis menggunakan tanaman kangkung menghasilkan performa pertumbuhan ikan lele yang terbaik. Tingkat kelangsungan hidup terbaik juga ditunjukkan oleh pelakuran dengan filter berupa tanaman kankung (100%) dan pertumbuhan mutlak 98,32 ± 15,6 g. Kualitas air sistem akuaponik dengan filter tanaman kangkung mendukung performa pertumbuhan benih ikan lele.
The effectiveness of galangal Alpinia galanga extract for the treatment of sangkuriang catfish Clarias gariepinus infected Aeromonas hydrophila Andriani, Yuli; Setyo Wati, Desy; Zidni, Irfan; Grandiosa Herman, Roffi
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 23 No. 1 (2024): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.23.1.44-55

Abstract

The purpose of this research is to find out the optimal dose of galangal extract to treatment of Sangkuriang catfish infected with Aeromonas hydrophila, the fish fry used are 5-7 cm in size. October-November 2022 was the research was carried out by an experimental method using a completely randomized design (CRD) with four treatments and three replications. The treatment used was immersing with galangal extract for 24 hours with doses of 0 mg/L (A), 250 mg/L (B), 500 mg/L (C) and 750 mg/L (D). Maintenance of test fish for 14 days. Aeromonas hydrophila bacteria are used to infect fish with a density of 108 CFU/ml by immersing 10 ml in 10 liters of water. Clinical symptoms of infection, clinical symptoms of recovery period, survival rate and water quality were used as parameters in this research. The results showed that the use of galangal extract for treatment of Sangkuriang catfish fry infected with Aeromonas hydrophila by immersion method for 24 hours at a concentration of 500 mg/L was the best treatment with the survival rate of 90%. Keywords: Aeromonas hydrophila, Sangkuriang catfish fry, galangal extract ABSTRAK Riset ini bertujuan untuk menentukan dosis optimum ekstrak lengkuas untuk mengobati ikan lele sangkuriang yang terinfeksi Aeromonas hydrophila, benih ikan yang digunakan berukuran 5-7 cm. Oktober-November 2022 adalah waktu penelitian dilaksanakan. Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang menggunakan empat perlakuan serta tiga ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah perendaman dengan ekstrak lengkuas selama 24 jam dengan dosis masing-masing 0 mg/L (A), 250 mg/L (B), 500 mg/L (C) dan 750 mg/L (D). Pemeliharaan ikan uji selama 14 hari. Bakteri Aeromonas hydrophila digunakan untuk menginfeksi ikan dengan kepadatan 108 CFU/ml dengan cara merendam 10 ml dalam 10 liter air. Parameter yang diamati meliputi gejala klinis penginfeksian, gejala klinis masa pemulihan, kelangsungan hidup dan kualitas air. Hasil riset menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak lengkuas untuk mengobati benih ikan lele sangkuriang yang terinfeksi Aeromonas hydrophila dengan metode perendaman selama 24 jam pada konsentrasi 500 mg/L merupakan perlakuan terbaik dengan kelangsungan hidup sebesar 90%. Kata kunci: Aeromonas hydrophila, benih ikan lele sangkuriang, ekstrak lengkuas
Law Enforcement Againts Corruption Crimes (A Case Study of Village Land Misuse in Sleman Regency) Zidni, Irfan; Tahir, Ach
Staatsrecht: Jurnal Hukum Kenegaraan dan Politik Islam Vol. 4 No. 2 (2024): Staatsrecht Jurnal Hukum Kenegaraan dan Politik Islam
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/dhn6pc18

Abstract

Corruption is a significant crime requiring extraordinary measures for its eradication. The legal framework for addressing corruption in Indonesia is provided by Law No. 31 of 1999, amended by Law No. 20 of 2001 concerning the Eradication of Corruption Crimes. Despite this, corruption is frequently perpetrated by government officials who are expected to avoid corruption, collusion, and nepotism. An example of this can be observed in Sleman Regency, where government officials have been implicated in the misuse of village land. This land, intended as a source of village income, is often exploited, becoming a focal point for corruption. This research focuses on the law enforcement mechanisms and the challenges encountered by the Yogyakarta High Prosecutor's Office in addressing corruption cases related to village land in Sleman Regency. This study employs a field research design with a juridical-empirical approach. Data collection was conducted through structured interviews. The analysis method is qualitative, involving a detailed descriptive analysis of the data collected from the field, which is then correlated with existing legal regulations. Furthermore, the research utilizes two theoretical frameworks for analysis: the law enforcement theory and the fraud triangle. The result of this study is a law enforcement effort carried out by Kejati DIY on the criminal offences of corruption cases of land abuse in the village district of Sleman was done through preventive and repressive efforts. The repressive attempt was to conduct investigations, investigations and prosecutions in accordance with both the Constitution and the Criminal Code of Corruption. Although the implementation of the DIY is still impressed by the "repressive" attempt, given that the case has not yet been jurisprudent. This is characterized by differences in the views of law enforcement agencies, insufficient processes of handling by supervisors, and lack of public attention to the legal issues surrounding them. Tindak pidana korupsi merupakan jenis kejahatan luar biasa yang harus dilakukan penindakan secara luar biasa. Tindak pidana korupsi telah diatur dalam UU No. 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pada praktiknya, tindak pidana korupsi seringkali dilakukan oleh aparatur pemerintahan yang seharusnya menjalankan kewajibannya dalam hal tidak melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Seperti yang terjadi di Kabupaten Sleman, terdapat tindak pidana korupsi dalam hal pemanfaatan tanah desa yang menyangkut aparatur pemerintahan. Pemanfaatan tanah desa seharusnya digunakan sebagai sumber pemasukan desa, namun sering disalahgunakan dan menjadi ladang tindak pidana korupsi. Berdasarkan hal itu penelitian ini mempunyai pokok masalah mengenai penegakan hukum dan hambatan yang dialami oleh Kejaksaan Tinggi DIY dalam menangani tindak pidana korupsi tanah desa di Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (filed research) dengan pendekatan yuridis-empiris. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui wawancara. Adapun metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kualitatif dengan melakukan analisis deskripsi data yang diperoleh dari lapangan dan dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan. Pada penelitian ini juga digunakan dua kerangka teori sebagai bahan analisis berupa teori penegakan hukum dan fraud triangle. Hasil dari penelitian ini adalah upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh Kejati DIY pada tindak pidana korupsi kasus penyalahgunaan tanah desa di Kabupaten Sleman dilakukan melalui upaya preventif dan represif. Upaya preventif dilakukan dengan cara mealukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat maupun aparatur pemerintah desa dalam hal tindak pidana korupsi yang dapat terjadi di lingkungan terdekat, seperti halnya tindak pidana korupsi dalam hal penyalahgunaan tanah desa. Sedangkan upaya represif yang dilakukan adalah melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan sesuai dengan KUHAP maupun UU Tindak Pidana Korupsi. Meskipun pada pelaksanaannya Kejati DIY masih terkesan “meraba-raba” dalam melakukan upaya represif, mengingat kasus ini belum ada yurisprudensinya. Hal tersebut ditandai berupa perbedaan pendapat aparat penegakan hukum, proses penanganan yang kurang tegas oleh aparat pengawas, serta kurangnya kepedulian masyarakat mengenai isu hukum di sekitarnya.