Penelitian ini mengkaji dinamika gerakan sosial, politik, dan keagamaan di Kota Tasikmalaya pada periode 1901 hingga 1940, sebuah era penting dalam sejarah kolonial Hindia Belanda yang ditandai oleh munculnya kesadaran nasional dan resistensi terhadap dominasi kolonial. Dengan menggunakan pendekatan historis dan metode kualitatif melalui studi pustaka dan analisis dokumen arsip, tulisan ini menelusuri keterlibatan masyarakat Tasikmalaya dalam berbagai bentuk pergerakan, baik yang bersifat modern maupun tradisional. Gerakan politik mulai tampak dengan masuknya Sarekat Islam dan tokoh-tokoh lokal yang memperjuangkan hak-hak rakyat melalui jalur organisasi. Di sisi lain, gerakan keagamaan tumbuh subur melalui peran pesantren dan ulama yang tidak hanya menyebarkan ajaran Islam, tetapi juga menjadi pusat perlawanan terhadap penjajahan. Interaksi antara gerakan sosial, politik, dan agama membentuk pola perlawanan yang khas di Tasikmalaya, di mana agama menjadi fondasi ideologis bagi perlawanan sosial-politik. Kajian ini menunjukkan bahwa gerakan di Tasikmalaya tidak dapat dipahami secara terpisah, melainkan sebagai bagian dari satu kesatuan dinamika sosial yang kompleks dalam konteks kolonial. Hasil penelitian ini memperkaya pemahaman mengenai peran daerah dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia.
Copyrights © 2025