Krisis interpretasi Al-Qur'an dalam konteks modernitas memunculkan kebutuhan mendesak akan metodologi tafsir yang mampu menjembatani kesenjangan antara universalitas wahyu dengan partikularitas realitas kontemporer. Penelitian ini mengkaji paradigma revolusioner Mabādi'ul Āmmah (Prinsip Universal) Ali Jum'ah sebagai teori Semantik Independen (al-Dilālah al-Mustaqillah) yang menawarkan solusi epistemologis baru dalam metodologi tafsir kontekstual. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif-analitik terhadap karya-karya primer Ali Jum'ah, penelitian ini mengungkap konstruksi epistemologis yang membedakan teori Semantik Independen dari pendekatan tafsir konvensional. Temuan menunjukkan bahwa Mabādi'ul Āmmah merupakan paradigma indigenous yang mentransformasi prinsip-prinsip universal Al-Qur'an menjadi landasan semantik independen melalui sistematika empat tahap: penelusuran induktif pandangan mufassir, analisis unsur-unsur prinsip, elaborasi relasi antar prinsip, dan aplikasi multidimensional. Keunggulan paradigma ini terletak pada kemampuannya mempertahankan otentisitas makna sambil menghadirkan relevansi kontekstual yang aplikatif. Penelitian ini berkontribusi signifikan bagi pengembangan metodologi tafsir kontemporer dengan menyediakan kerangka epistemologis holistik yang menjawab tantangan hermeneutika Al-Qur'an di era modern.
Copyrights © 2025