<![CDATA[Buah kepel (Stelechocarpus burahol) adalah tanaman endemik Indonesia dengan nilai budaya dan medis. Secara tradisional, buah ini digunakan sebagai deodorant alami, agen detoksifikasi, dan perawatan kulit. Analisis fitokimia menunjukkan kandungan senyawa bioaktif seperti flavonoid, polifenol, tanin, alkaloid, saponin, dan antioksidan kuat, yang berperan dalam menangkal radikal bebas, mengurangi inflamasi, memperbaiki kolagen dermis, dan melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet. Penelitian dalam 20 tahun terakhir semakin menegaskan peran kepel dalam mekanisme antioksidan, anti-inflamasi, anti-aging, fotoprotektif, dan perbaikan hidrasi kulit. Tinjauan ini bertujuan mengevaluasi bukti ilmiah terkini terkait efektivitas kepel terhadap kesehatan kulit, termasuk mekanisme molekuler, hasil penelitian praklinis, dan uji klinis terbatas. Pencarian literatur dilakukan pada basis data PubMed, ScienceDirect, Scopus, dan Google Scholar (2005–2025) dengan kata kunci terkait. Kriteria inklusi meliputi penelitian in vitro, in vivo, dan uji klinis yang menilai manfaat kepel terhadap kesehatan kulit. Dari 256 artikel yang ditemukan, 72 diseleksi berdasarkan judul, 40 artikel melalui telaah teks penuh, dan 20 memenuhi kriteria inklusi. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepel meningkatkan hidrasi kulit, mengurangi stres oksidatif, menurunkan inflamasi, memperlambat penuaan, dan memiliki efek fotoprotektif. Walaupun hasil praklinis mendukung manfaat tersebut, bukti klinis pada manusia masih terbatas, sehingga diperlukan uji klinis berskala besar dan formulasi dermatologis untuk memastikan efektivitas dan keamanan kepel.]]>
Copyrights © 2025
