Penelitian terdahulu umumnya mengkatikan status pernikahan dengan kesejahteraan individu yang lebih baik. Namun, dinamika pandemi Covid-19 melalui pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memunculkan tantangan terhadap kesejahteraan masyarakat. Penelitian tentang kontribusi simultan dari karakteristik sosiodemografis dan faktor psikososial seperti kepuasan pernikahan dan kualitas hidup terhadap kesejahteraan individu menikah di masa pandemi dalam konteks Indonesia masih jarang dilakukan. Penelitian ini menguji model yang menempatkan kepuasan pernikahan dan kualitas hidup sebagai kontributor simultan terhadap tingkat kesejahteraan subjektif individu menikah yang kehidupannya terdampak oleh pandemi dan tinggal serumah dengan pasangannya. Sebanyak 603 orang Indonesia yang menikah berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipan melaporkan tingkat kesejahteraan subjektif, kepuasan pernikahan, dan kualitas hidup yang tinggi. Ketiga variabel tersebut diukur menggunakan Marriage and Relationship Questionnaire (MRQ), World Health Organization Quality of Life–BREF (WHOQOL-BREF), dan Subjective Happiness Scale (SHS). Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan subjektif partisipan dijelaskan oleh kepuasan pernikahan serta domain kualitas hidup psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Persentase varian lain dalam skor kesejahteraan subjektif disumbangkan oleh usia, lama pernikahan, pendidikan, ketaatan beragama, dan kondisi keuangan yang dirasakan. Temuan ini menegaskan pentingnya pemeliharaan kualitas hubungan serta aspek-aspek kehidupan yang lebih luas untuk meningkatkan kesejahteraan individu yang menikah, khususnya pada situasi disrupsi sosial seperti pandemi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025