Keharmonisan rumah tangga merupakan tujuan utama pernikahan yang ditegaskan dalam Islam melalui konsep sakinah, mawaddah, dan rahmah. Namun, realitas sosial menunjukkan bahwa banyak rumah tangga menghadapi konflik akibat komunikasi yang buruk, kurangnya pemahaman emosional, serta lemahnya keterbukaan diri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan empati dan keterbukaan diri dengan keharmonisan rumah tangga dalam perspektif Islam melalui metode studi literatur. Data dikumpulkan dari artikel ilmiah, buku akademik, serta dokumen resmi yang terbit pada 2015–2025, kemudian dianalisis secara sintesis naratif untuk mengidentifikasi pola dan relevansi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa empati berperan sebagai faktor penting dalam meningkatkan kepuasan pernikahan, mengurangi konflik, dan memperkuat dukungan emosional antar pasangan. Keterbukaan diri terbukti memperkuat rasa percaya, meningkatkan kedekatan emosional, serta membantu penyelesaian konflik secara konstruktif. Integrasi keduanya memberikan dampak yang lebih kuat terhadap keharmonisan rumah tangga, terutama ketika dikaitkan dengan nilai Islam. Perspektif Islam menempatkan empati sebagai manifestasi rahmah dan keterbukaan diri sebagai wujud amanah serta syura, sehingga keduanya menjadi fondasi spiritual sekaligus psikologis dalam pernikahan.Implikasi praktis dari penelitian ini terletak pada perlunya pengembangan bimbingan pranikah dan konseling keluarga berbasis Islam yang menekankan keterampilan empati dan keterbukaan diri. Dengan demikian, penelitian ini berkontribusi dalam memperkaya literatur akademik sekaligus memberikan rekomendasi nyata bagi upaya penguatan keharmonisan rumah tangga muslim di Indonesia.
Copyrights © 2025