Perjanjian antara Allah dan Abraham merupakan titik balik dalam rencana keselamatan Allah yang berdampak luas dalam teologi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian ini bersifat unilateral, di mana Allah sendiri berinisiatif dan menjamin penggenapannya tanpa syarat dari pihak Abraham. Janji Allah mencakup keturunan yang akan menjadi bangsa besar, tanah sebagai warisan, serta berkat bagi semua bangsa. Dalam Perjanjian Baru, Rasul Paulus menafsirkan penggenapan janji ini dalam Yesus Kristus, keturunan sejati Abraham, yang membawa keselamatan bagi semua orang yang percaya. Perjanjian ini juga berhubungan erat dengan perjanjian mesianik, yang menegaskan bahwa Mesias akan datang dari keturunan Abraham untuk menggenapi janji keselamatan bagi dunia. Dengan demikian, perjanjian ini memiliki dimensi eskatologis yang mencakup seluruh umat manusia. Kajian terhadap perjanjian ini memperdalam pemahaman tentang rencana keselamatan Allah, kasih karunia-Nya, dan relevansinya bagi iman Kristen masa kini
Copyrights © 2025