Penting bagi pendidik untuk tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembina hubungan emosional yang positif dengan peserta didik. Rendahnya kualitas hubungan emosional antara guru dan peserta didik dapat berdampak pada lemahnya motivasi, antusiasme, dan kenyamanan belajar di lingkungan sekolah, sehingga menghambat tercapainya tujuan pendidikan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Efektivitas Penggunaan Bahasa Cinta Dalam Mempengaruhi Psikologi Belajar Peserta Didik Kelas X di MAN 2 Jakarta”. Bahasa cinta yang dikemukakan oleh Gary Chapman mencakup lima bentuk, yaitu sentuhan fisik, kalimat penguatan, waktu berkulitas, hadiah, dan tindakan pelayanan, yang dapat digunakan sebagai pendekatan afektif dalam membangun relasi yang kuat antara guru dan peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan desain concurrent triangulation. Data kualitatif diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan guru serta peserta didik, kemudian dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Sementara itu, data kuantitatif diperoleh dari penyebaran angket kepada 70 peserta didik kelas X, dan dianalisis menggunakan uji Independent Sample T-Test serta perhitungan effect size (Cohen’s d). Hasil temuan kualitatif menunjukkan bahwa penggunaan bahasa cinta dapat mempengaruhi kedekatan emosional, motivasi, minat belajar, serta mengurangi kecemasan, dan meningkatkan self-esteem. Secara kuantitatif, hasil uji Independent Sample T-Test diperoleh nilai Sig. (2-tailed) = 0.000. artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok, dengan tingkat psikologi belajar kelompok pertama sebesar (103,69) yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kedua (82,00). Selain itu diperoleh nilai Cohen’s d sebesar 2,901, ini menunjukkan effect size yang sangat kuat bukan hanya secara statistik, tetapi juga secara praktis. Dengan demikian, penggunaan bahasa cinta terbukti efektif dalam mempengaruhi psikologi belajar peserta didik.
Copyrights © 2025