Desa Bumirejo, Malang, merupakan salah satu sentra produksi merica yang masih menerapkan metode perendaman tradisional pada proses pascapanen. Metode ini memerlukan waktu hingga 14 hari dan berisiko menurunkan mutu biji merica, seperti warna yang gelap, aroma yang kurang tajam, serta potensi kontaminasi mikroorganisme. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim pengabdian masyarakat merancang dan mengimplementasikan alat perendam biji merica otomatis berbasis teknologi sensor dan sistem kendali. Alat ini dilengkapi sensor suhu, sensor kekeruhan, pompa sirkulasi, dan solenoid valve yang memungkinkan pergantian air secara otomatis sesuai batas kekeruhan yang telah ditentukan. Hasil penerapan menunjukkan bahwa durasi perendaman dapat dipangkas menjadi 5 hari dengan enam kali siklus pergantian air, dan tingkat kekeruhan tertinggi yang tercatat adalah 33,25 NTU dengan rata-rata error pembacaan level air sebesar 1,52%. Penggunaan alat ini mampu meningkatkan efisiensi proses, menjaga kualitas warna biji merica, serta berpotensi meningkatkan daya saing produk di pasar
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025