Stunting merupakan masalah kesehatan yang kompleks di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan seperti Desa Tambakrejo, Magetan, yang mencatat prevalensi balita stunting sebesar 27,8% pada tahun 2024. Rendahnya literasi gizi, minimnya keterampilan kader, dan terbatasnya intervensi berbasis lokal menjadi pemicu utama. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas kader kesehatan melalui pendekatan edukatif, partisipatif, dan inovasi pemetaan risiko stunting berbasis manajemen risiko. Metode yang digunakan meliputi pelatihan interaktif, praktik pengukuran TB/BB bayi-balita dan LILA ibu hamil, serta penyusunan peta risiko berbasis ancaman, kerentanan, dan kapasitas desa. Kegiatan melibatkan pemerintah desa, Puskesmas Candirejo, serta kader posyandu, BKB, guru PAUD, dan tokoh lokal sebagai mitra kolaboratif. Hasil menunjukkan peningkatan skor pengetahuan kader dari pretest (77,5) ke post-test (92,3), penguatan keterampilan KIE, serta partisipasi aktif dalam penyusunan peta risiko. Masyarakat mulai menunjukkan perubahan perilaku dalam pola gizi dan kunjungan posyandu. Kegiatan ini membuktikan efektivitas pendekatan komunitas dalam menurunkan risiko stunting. Disarankan agar model ini direplikasi di desa lain dengan menyesuaikan konteks lokal dan memperkuat dukungan lintas sektor.
Copyrights © 2025