Permasalahan utama yang dihadapi oleh mitra pengabdian, yaitu SDUT Bumi Kartini dan SD Semai di Kabupaten Jepara, meliputi: (1) belum adanya unit pengelola bank sampah sekolah, (2) rendahnya pemahaman dan keterampilan dalam manajemen serta pemilahan sampah, dan (3) belum dimanfaatkannya sampah menjadi produk bernilai jual. Kegiatan ini bertujuan mendirikan dan mengoperasikan bank sampah sekolah sebagai sarana pendidikan lingkungan sekaligus meningkatkan kapasitas warga sekolah dalam mengelola sampah agar bernilai ekonomi. Metode pelaksanaan meliputi sosialisasi, pelatihan manajemen bank sampah, pelatihan kerajinan berbasis sampah, pendampingan penggunaan alat pencacah sampah, serta monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa tingkat pemahaman guru tentang konsep bank sampah meningkat dari 28% menjadi 85%, serta terbentuk kelembagaan bank sampah di kedua sekolah. Sejak beroperasi, bank sampah mampu mengumpulkan rata-rata 35–40 kg sampah kering per minggu dengan pemasukan Rp350.000 per bulan, menghasilkan lebih dari 150 produk kerajinan daur ulang dengan total penjualan Rp1.250.000, serta memproduksi rata-rata 20 kg kompos per minggu. Monitoring memperlihatkan bahwa 78% siswa rutin menjadi nasabah bank sampah dan 90% guru aktif terlibat, menandakan keberlanjutan program. Kesimpulannya, penguatan kelembagaan bank sampah terbukti efektif meningkatkan kesadaran lingkungan warga sekolah, menciptakan nilai ekonomi, serta mendukung pendidikan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Permasalahan utama yang dihadapi oleh mitra pengabdian, yaitu SDUT Bumi Kartini dan SD Semai di Kabupaten Jepara, meliputi: (1) belum adanya unit pengelola bank sampah sekolah, (2) kurangnya pengetahuan dan keterampilan calon pengurus dalam manajemen bank sampah serta pemilahan sampah berdasarkan nilai ekonomis, dan (3) belum dimanfaatkannya sampah untuk menghasilkan produk bernilai jual. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mendirikan dan mengoperasikan bank sampah sekolah sebagai sarana pendidikan lingkungan hidup, sekaligus meningkatkan kapasitas warga sekolah dalam mengelola sampah agar bernilai ekonomi. Mitra kegiatan melibatkan 74 siswa dan 14 tenaga pendidik di SDUT Bumi Kartini serta 20 siswa dan 12 tenaga pendidik di SD Semai. Metode pelaksanaan mencakup analisis kebutuhan mitra, sosialisasi, penyusunan SOP bank sampah, pelatihan manajemen bank sampah, pelatihan pembuatan kerajinan dari sampah, pendampingan penggunaan alat pencacah sampah, serta monitoring dan evaluasi program. Hasil kegiatan meliputi pendirian dua bank sampah sekolah, produksi kerajinan bernilai jual dari sampah anorganik, dan pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan kompos. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah penguatan kelembagaan pengelolaan sampah di sekolah mampu meningkatkan kesadaran lingkungan warga sekolah, menciptakan nilai ekonomi, serta mendukung pendidikan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Copyrights © 2025