Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Hubungan Kejadian Tinea Pedis (Kutu Air) dengan Praktik Personal Hygiene pada Pemulung di TPA Tanjungrejo Kudus Dwi Miftahurrohmah; Risna Endah Budiati
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 2, No 2 (2013): Edisi Oktober 2013
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (948.569 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v1i2.35

Abstract

Tinea pedis (Kutu Air) adalah infeksi dermatofit pada kaki, terutama di sela jari dan telapak kaki terutama yang mamakai kaus kaki dan sepatu yang tertutup dan penyebab Tinea pedis yang sering adalah Trichopyton rubrum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kejadian Tinea pedis (Kutu Air) dengan praktik personal hygiene pada pemulung sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo Kudus yang meliputi praktik mandi, praktik mencuci kaki, praktik memakai pelindung kaki, praktik memakai kaus kaki ketika bekerja, praktik menggosok gigi, praktik memakai pakaian, dan praktik memakai sepatu. Metode Penelitian menggunakan desain case control dengan subjek penelitian yaitu 30 pemulung yang menderita Tinea pedis (kasus) dan 30 pemulung yang tidak menderita Tinea pedis (kontrol). Variabel bebas yang di teliti adalah kejadian Tinea pedis, sedangkan variabel terikat adalah praktik personal hygiene dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemulung berjenis kelamin perempuan, umur pemulung sebagian besar berumur 40-59 tahun, sedangkan pendidikan pemulung dalam kelompok kasus sebagian besar adalah tidak sekolah dan pemulung dalam kelompok kontrol sebagian besar berpendidikan SD. Dari hasil uji analisa menunjukkan bahwa ada hubungan antara kejadian Tinea pedis (Kutu Air) dengan personal hygiene pada pemulung di TPA Tanjungrejo kudus (p value = 0,018). Kesimpulan dari penelitian ini adalah praktik personal hygiene pemulung yang kurang baik dapat menjadi faktor resiko terjadinya Tinea pedis (Kutu Air).   Kata Kunci :  Tinea pedis, Praktik Personal Hygiene, Pemulung di TPA
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Pneumokonioses pada Pekerja Pertambangan Batu Kapur di Desa Kedungwinong Sukolilo Kabupaten Pati Supriyanto .; Risna Endah Budiati
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 3, No 1 (2014): Edisi Maret 2014
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (988.348 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v2i2.46

Abstract

Pneumokonioses adalah penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu-debu dalam paru-paru. Pneumokonioses yang terjadi pada pekerja pertambangan batu kapur adalah silicosis yang disebabkan oleh SiO2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumokonioses pada pekerja pertambangan batu kapur di desa Kedung Winong Sukolilo Kabupaten Pati. Jenis pendekatan penelitian secara cross sectional, dengan jumlah sampel 84  pada pekerja pertambangan batu kapur di desa Kedung Winong Sukolilo Kabupaten Pati. Untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan menggunakan analisis bivariat chi square. Hasil pengukuran pencemaran debu batu kapur di depan alat giling 3,25mg/m3 dan di belakang alat giling 2,25mg/m3. Hasil analisis hubungan pencemaran debu batu kapur dengan kejadian pneumokonioses diperoleh nilai p value: 0,003 dan OR: 13; lama kerja diperoleh nilai p value: 0,007 dan OR: 1,28; dan pemakaian APD(masker) diperoleh nilai p value: 0,003 dan OR: 1,3. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pencemaran debu batu kapur, lama kerja dan pemakaian APD(masker) dengan kejadian pneumokonioses pada pekerja di pertambangan batu kapur Desa Kedungwinong Sukolilo Pati. Kata kunci : Pencemaran debu batu kapur, lama kerja, APD/masker, pneumokonioses
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Campak di Puskemas Purwosari Kabupaten Kudus Rina Meilani; Risna Endah Budiati
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 2, No 1 (2013): Edisi Maret 2013
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1055.258 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v2i1.19

Abstract

Penyakit campak dikenal juga sebagai morbili atau measles, merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus, 90% anak yang tidak kebal akan terserang penyakit campak. Insiden kasus campak di Indonesia tahun 2007 untuk golongan umur < 1 tahun sebesar 48,9 per 100.000 orang tahun, umur 1-4 tahun sebesar 36,6 per 100.000 orang tahun, dan umur 5-14 tahun sebesar 18,2 per 100.000 orang tahun. Bahkan sampai dengan tahun 2009 masih dijumpai kejadian luar biasa campak di beberapa propinsi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa sajakah yang mempengaruhi kejadian campak di Puskesmas Purwosari Kabupaten Kudus. Jenis penelitian adalah analitik dengan menggunakan pendekatan Case Control. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2012. Populasi kasus dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita dan terkena campak tercapat dari tahun 2011 sebanyak 17 dan populasi kontrol ibu yang mempunyai balita dan tidak terkena campak tercatat dari tahun 2011 sebanyak 597, sampel kasus dalam penelitian ini sebanyak 34 ibu dengan sampel kasus 17 yang balitanya terkena campak dan sampel kontrol 17 balitanya tidak terkena campak. Analisis uji statistik yang digunakan adalah uji Regresi Logistik.Hasil uji statistik Regresi Logistik menunjukan bahwa ada pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian campak di Puskesmas Purwosari Kabupaten Kudus adalah dari faktor umur pemberian imunisasi dengan p value 0,020 dan OR = 5,760; status imunisasi dengan p value 0,001 dan OR = 24,375; faktor status gizi dengan p value 0,009 dan OR = 7,800. Terdapat pengaruh faktor umur pemberian imunisasi, status imunisasi dan status gizi terhadap kejadian campak di Puskesmas Purwosari Kabupaten Kudus.
UJI EFEKTIFITAS LARVASIDA INFUS DAUN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP LARVA NYAMUK AEDES AEGYPTI INSTAR III Dian Arsanti Palupi; Risna Endah Budiati; Achmad Junaedi
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 5, No 1 (2016): Edisi Maret 2016
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1311.1 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v2i4.104

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Pemberantasan Aedes aegypti merupakan cara utama untuk mengendalikan DBD. Kegiatan penanggulangan DBD salah satunya adalah pengendalian vektor penyakit yang bertujuan menurunkan populasi vektor penyakit sampai ke tingkat yang tidak membahayakan manusia. Pemberantasan stadium larva cukup efektif karena sebagai bentuk tindakan preventif sebelum nyamuk tumbuh dewasa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas infus daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap kematian larva Aedes aegypti instar III. Metode penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan penelitian time series control, teknik sampling yang digunakan purposive sampling dengan 4 kali pengulangan. Masing-masing wadah diisi infus daun mahkota dewa  konsentrasi  0,4% ;  0,8%;  1,6% dan 25 larva instar III tanpa diberi makan. Kontrol positif diberi abate dan sebagai kontrol negatif diisi aquadest. Pengamatan dilakukan pada jam pertama, ke tiga dan ke enam kemudian dihitung jumlah larva yang mati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infus daun mahkota dewa efektif membunuh larva instar III nyamuk aedes aegypti pada konsentrasi 1,6%. Kata kunci :   Demam Berdarah Dengue, Larva Nyamuk Aedes Aegypti Instar III , Infus daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa)
Pengaruh Kadar Rendaman Tembakau Terhadap Kematian Lalat Rumah (Musca Domestica) Joni Dian Rohman; Risna Endah Budiati
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 3, No 2 (2014): Edisi Oktober 2014
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (871.618 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v1i3.54

Abstract

Lalat merupakan jenis serangga yang termasuk ordo Dipteria yang hidupnya dekat dengan lingkungan manusia dan penyebarannya luas diseluruh dunia. Tanaman tembakau merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida alami, karena terdapat kandungan nikotin yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rendaman tembakau terhadap kematian lalat rumah (Musca domestica). Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Teknik sampling berupa Purposive Sampling sehingga besar sampel yang digunakan adalah sebanyak 250 ekor lalat. Uji analisis menggunakan Regresi Linear. Hasil uji statistik dengan uji Regresi Linear pada kadar 12,5% didapatkan nilai p value = 0.000. Pada kadar 25% didapatkan nilai p value = 0.000. Pada kadar 50% nilai p value = 0.000. Pada kadar 100% nilai p value = 0.000. Berdasarkan pengujian diperoleh hasil bahwa konsentrasi rendaman tembakau 100% memberi hasil terbaik. Hal ini diperlihatkan dari jumlah kematian lalat rumah tertinggi 35 ekor (70%). Serta kemampuan lalat untuk hidup 15 ekor (30%). Kata Kunci : Kadar Rendaman, Tembakau, Kematian Lalat, Musca domestica
Pengaruh Pemberian Dosis Serbuk Biji Pepaya (Carica Papaya) Terhadap Kematian Larva Culex Quinquefasciatus Risna Endah Budiati; Rusdiyono .
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 4, No 1 (2015): Edisi Maret 2015
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1978.429 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v2i3.65

Abstract

Nyamuk Culex quinquefasciatus merupakan vektor yang paling dominan dalam penyebaran penyakit filariasis dan diidentifikasi sebagai vektor Wuchereria bancrofti tipe perkotaan serta paling banyak membawa microfilaria di Pulau Jawa. Stadium pra-dewasa banyak dijumpai pada comberan dengan air keruh dan kotor sekitar rumah. Tindakan pengendalian vektor ini dapat dilakukan dengan pemberian insektisida terhadap larvanya (larvaciding). Diperlukan insektisida alami yang relatif lebih murah, aman dan mudah dibuat serta dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Kandungan aktif dari biji pepaya yang diperkirakan memiliki aktivitas larvasida adalah alkaloid karpaina. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian dosis serbuk biji pepaya (C. papaya) terhadap kematian larva Cx. quinquefasciatus. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan randomized post test only control group. Sampel yang digunakan adalah 20 ekor larva Cx. quinquefasciatus instar II akhir dan instar III tiap-tiap dosis. Dosis serbuk biji pepaya yang digunakan adalah 0 gr (kontrol), 0,02 gr, 0,04 gr, 0,08 gr 0,10 gr, 0,12 gr, 0,14 gr, 0,16 gr, 0,18 gr dan 0,20 gr. Presentase rata-rata kematian larva Cx. quinquefqsciqtus secara berturut-turut adalah 0%, 61,67%, 68,33%, 81,67%, 88,33%, 100%, 100%, 100%, 100%, 100% dan 100%. Analisis regresi linier memberikan hasil pengaruh yang positif dan signifikan sebesar 0,787 dengan p-value sebesar 0,003 pada taraf kesalahan 5% dan persamaan regresi liniernya yaitu : Y = 45,606 + 362,118 X. Dari penelitian yang dilakukan pengaruh pemberian dosis serbuk biji pepaya (C. papaya) terhadap kematian larva Cx. quinquefasciatus. Kata kunci : Serbuk biji pepaya, Culex quinquefasciatus, Kematian larva
Perilaku Konsumsi Minuman Keras pada Remaja di Desa Kunir Kecamatan Keling Kabupaten Jepara Zumaroh .; Risna Endah Budiati
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 4, No 2 (2015): Edisi Oktober 2015
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1001.953 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v1i4.83

Abstract

Minuman keras merupakan minuman yang mengandung zat adiktif (alkohol) dan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran, mempengaruhi perilaku, cara berpikir sehingga orang menjadi tidak normal. Konsumsi minuman keras di Indonesia meningkat seiring perkembangan informasi dan kemudahan transportasi. Kemudahan akses untuk mendapatkan minuman keras juga menjadi faktor peningkatan konsumsi minuman keras. Desa kunir merupakan desa di Kabupaten Jepara dan termasuk desa yang ramai.  Dari studi pendahuluan di desa Kunir ada 150 remaja laki-laki di desa Kunir, 15% mengkonsumsi minuman keras. Hasil wawancara pada 10 orang remaja laki-laki di Desa Kunir yang ditemui mereka mempunyai kebiasaan mengkonsumsi minum-minuman keras. Desa Kunir Hal ini karena ketersediaan minuman keras mudah didapat oleh masyarakat baik di kota maupun di desa. Tujuan mengetahui perilaku konsumsi minuman keras pada remaja di desa Kunir. Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan sampel sebagai informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Jumlah Subyek penelitian adalah 13 orang dan Informan yang diambil dari subjek penelitian adalah sebanyak 7 orang, meliputi 1 kepala desa Kunir , 1 kepala Babinsa desa Kunir, 1 orang petugas kesehatan, dan 4 orang remaja yang mengkonsumsi minuman keras. Remaja yang mengkonsumsi minuman keras di desa Kunir masih belum meluas . Sikap dari remaja mengkonsumsi miras kurang baik karena minuman keras sebagai pelampiasan masalah yang dihadapi. Dari praktik remaja mengkonsumsi minuman buruk, karena mereka mengkonsumsinya lebih dari 10 kali dlam 1 bulan. Kesimpulan yang diambil oleh peneliti adalah remaja yang mengkonsumsi minuman keras tidak sampai ke perilaku kejahatan, namun lebih ke mengkonsumsi minuman keras itu sendiri. Kata Kunci : Perilaku, Minuman Keras, Remaja
Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi di Puskesmas Tlogowungu Kabupaten Pati Sugiyanto Sugiyanto; Risna Endah Budiati
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 1, No 1 (2012): Edisi Oktober 2012
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.811 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v1i1.7

Abstract

Hipertensi di Indonesia diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, sebagai suatu penyakit degeneratif. Faktor risiko hipertensi adalah umur, ras/ suku, jenis kelamin, obesitas, pola makan yang salah, alkohol, rokok dan stres. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tlogowungu Kabupaten Pati Tahun 2009. Jenis penelitian yang digunakan adalah Correlational study dengan rancangan penelitian menggunakan case control. Penderita hipertensi pasien rawat jalan di Puskemas Tlogowungu Tahun 2008 sebanyak 606 penderita. Sampel sebanyak 61 orang Instrumen menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan chi square. Responden di Puskesmas Tlogowungu Kabupaten Pati sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 68,9% dan laki-laki sebanyak 31,1%, umur sebagian besar berisiko terkena hipertensi sebanyak 93,4%, sebagian besar tidak obsesitas sebanyak 77,9%, sebagian besar tidak minum alkohol sebanyak 92,6%, sebagian besar mempunyai kategori pola makan tidak sehat sebanyak 60,7%, tidak terjadi hipertensi sebanyak 50,% dan terjadi hipertensi sebanyak 50%. Tidak ada hubungan umur ( pvalue = 1,000) dan minum alkohol ( pvalue = 1,000) dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tlogowungu Kabupaten Pati Tahun 2009. Ada hubungan obesitas ( pvalue = 0,0001) dan pola makan ( pvalue = 0,002) dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tlogowungu Kabupaten Pati Tahun 2009.
PEMERIKSAAN KOLONI BAKTERI AIR BAK CUCI DI WARUNG MAKAN PASAR X KABUPATEN KUDUS TAHUN 2015 Risna Endah Budiati
JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama Edisi Agustus 2015
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (871.571 KB) | DOI: 10.31596/jkm.v3i3.113

Abstract

Higiene sanitasi warung makan Pasar X Kabupaten Kudus adalah kurang dilihat dari kondisi air bak cucian peralatan seperti piring hanya menggunakan 2 bak yang seharusnya menggunakan 3 bak pencucian yaitu mengguyur, menyabun dan membilas, hal tersebut memungkinkan kontaminasi dari bakteri pathogen dan dapat membahayakan pembeli yang makan di warung-warung tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui memeriksa koloni bakteri pada air bak cuci di warung makan Pasar X Kabupaten Kudus tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah Eksperimen. Populasi dalam penelitian ini  adalah 8 bak cuci pedagang warung makan di Pasar X Kudus tahun 2015. Sampel secara total sampling berjumlah 8 bak cuci pedagang warung makan. Hasil penelitian untuk pemeriksaan koloni bakteri yang positif sebanyak 8 responden (100%) dengan koloni bakteri terbanyak adalah dengan total 9 x 105 koloni/ml sedangkan yang terendah yaitu pada sampel R8 yaitu 3,2 x 104 koloni /ml. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan terjadi penurunan kualitas air dan dapat meningkatkan faktor risiko dari water borne diseases pada pengguna.Kata kunci: pemeriksaan koloni bakteri air bak cuci.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Pengobatan Tahap Intensif Penderita Tuberculosis Paru di Wilayah Puskesmas Ngembal Kulon Kabupaten Kudus Apri Hadi Suryo Putro; Risna Endah Budiati
JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama Edisi Agustus 2013
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1528.811 KB) | DOI: 10.31596/jkm.v0i0.27

Abstract

Penyakit Tuberkulosis Paru merupakan penyakit epidemik karena kuman Mikobakterium tuberkulosa telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Diperkirakan setiap tahun terjadi kematian sekitar 34,2%. Penekanan angka mortalitas dan morbiditas penyakit Tuberkulosis Paru dilakukan dengan pengendalian serta pengobatan yang teratur dan tidak terputus agar penderita benar-benar sembuh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan tahap intensif pada penderita tuberkulosis paru. Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan Case Control dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2012. Populasi merupakan penderita tuberkulosis paru yang melakukan pengobatan tahap intensif di Puskesmas Ngembal Kulon dengan kasus sebanyak 17 orang dan kontrol sebanyak 21 orang, sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 orang, 17 kasus dan 17 kontrol. Analisis statistik digunakan uji Regresi Logistik dan hasil menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan Tuberkulosis Paru adalah faktor pengetahuan dengan p value 0,020;  sikap dengan p value 0,044; faktor motivasi dengan p value 0,018; faktor persepsi dengan p value 0,042; faktor PMO dengan  p value 0,004 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh faktor pengetahuan, sikap, motivasi, persepsi dan PMO terhadap keberhasilan pengobatan tahap intensif pada penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Puskesmas Ngembal Kulon Kabupaten Kudus.   Kata Kunci : Pengobatan Tuberkulosis Paru, Pengetahuan, Sikap, Motivasi,Persepsi, PMO