Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas strategis yang menopang ketahanan pangan sekaligus perekonomian masyarakat pedesaan, termasuk di Kabupaten Jombang. Meski produksinya relatif stabil, petani di Desa Palrejo masih terkendala proses pascapanen karena pemipilan manual yang memakan waktu lama, menurunkan kualitas biji, dan mengurangi nilai jual. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan program pendampingan dengan memperkenalkan alat pemipil jagung portabel melalui survei kebutuhan, pelatihan praktik, hingga pendampingan berkelanjutan. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan: kapasitas kerja naik dari 20–25 kg/jam menjadi 250–300 kg/jam, waktu pemipilan 100 kg berkurang dari 4–5 jam menjadi hanya 30–40 menit, serta tingkat kerusakan biji turun hingga 2–3%. Keterampilan petani juga meningkat, dengan sebagian besar mampu mengoperasikan dan merawat alat secara mandiri. Selain berdampak pada efisiensi tenaga kerja, teknologi ini juga membuka peluang usaha baru dan menambah pendapatan rumah tangga. Meski masih ada kendala terkait perawatan dan ketersediaan suku cadang, program ini terbukti memberi manfaat nyata bagi masyarakat serta berpotensi diterapkan lebih luas di wilayah lain.
Copyrights © 2026