Pencemaran kromium heksavalen (Cr(VI)) dalam air limbah industri dengan konsentrasi yang tinggi menimbulkan risiko serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Diperlukan pengolahan lebih lanjut untuk menurunkan konsentrasi logam berat tersebut sebelum dibuang ke lingkungan, salah satunya melalui proses adsorpsi. Penelitian ini mengkaji kemampuan karbon aktif berbasis limbah ampas tebu sebagai adsorben dalam menurunkan konsentrasi kromium serta efek fitotoksisitas terhadap perkecambahan kacang hijau. Faktor yang digunakan dalam penelitian adalah massa adsorben (0,5g; 2,5g; 4,5g) dan waktu kontak (30 menit, 90 menit, 150 menit). Karbon aktif dibuat dengan proses karbonasi 600oC selama 1 jam dan diaktivasi menggunakan KOH 1M selama 24 jam. Proses adsorpsi dilakukan secara batch menggunakan larutan kromium sintetik K2Cr2O7 dengan konsentrasi awal 370 mg/l sebanyak 100 ml. Hasil uji AAS menunjukkan penurunan maksimal konsentrasi akhir kromium menjadi 80,31mg/l dengan efisiensi removal sebesar 78,29%. Kapasitas adsorpsi optimal didapatkan pada massa adsorben 0,5 gram yaitu sebesar 57,65 mg/g. Analisis isoterm menunjukkan model Freundlich paling sesuai menggambarkan mekanisme adsorpsi. Efek fitotoksisitas menunjukkan hubungan berbanding terbalik dengan nilai AAS, dimana perlakuan dengan nilai AAS terendah menghasilkan perkecambahan terbaik. Didapatkan panjang akar dan tunas tertinggi masing-masing sebesar 5,47 mm dan 15,99 mm. Penelitian ini menunjukkan bahwa karbon aktif dari limbah ampas tebu yang diaktivasi KOH memiliki potensi besar sebagai material adsorben dalam proses pengolahan air limbah. Dengan efisiensi adsorpsi yang cukup tinggi, karbon aktif ini layak dikembangkan lebih lanjut sebagai solusi ramah lingkungan untuk menurunkan kandungan kromium dalam air limbah industri.
Copyrights © 2025