Hendrix Yulis Setyawan
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR SILIKA PADA REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI PEMBENTUKAN KRISTAL STRUVITE Maulana MS, Viqy; Hendrix Yulis Setyawan; Mohd Zulkhairi Bin Mohd Yusoff
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 26 No. 2 (2025)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtp.2025.026.02.8

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh limbah cair yang mengandung fosfat dan amonium, yang dapat mencemari perairan. Kristalisasi struvite dalam reaktor lapisan terfluidisasi (fluidized bed reactor) merupakan solusi karena dapat mengurangi polutan dan menghasilkan pupuk, namun masih perlu peningkatan efisiensi dan produktivitas. Struvite sendiri merupakan pupuk pelepas lambat yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh penambahan pasir silika terhadap efisiensi dan produktivitas pembentukan struvite. Ukuran partikel pasir silika distandarisasi menggunakan ball mill yang dioperasikan selama 30 menit dengan kecepatan 80 rpm, diikuti dengan pengayakan melalui saringan berukuran 50 mesh. Na₂HPO₄ digunakan sebagai sumber fosfat, NH₄Cl sebagai sumber amonium, dan MgCl₂ sebagai sumber magnesium. NaOH atau HCl digunakan sebagai larutan asam-basa. Terdapat dua faktor yang diteliti, yaitu penambahan pasir silika dan kecepatan aliran fluida. Analisis yang dilakukan meliputi produktivitas dan efisiensi pembentukan kristal struvite. Perlakuan terbaik menggunakan metode metode multiple attribute Zeleny. Kecepatan maksimum dan minimum aliran fluida dengan penambahan pasir silika adalah 0,0034 m/s (0,4 L/menit) dan 0,0102 m/s (1,2 L/menit). Produktivitas dan efisiensi tertinggi masing-masing sebesar 44,87 g/L dan 88,15%. Perlakuan terbaik yaitu kombinasi penambahan pasir silika dengan kecepatan aliran 0,0034 m/s (0,4 L/menit). Penambahan pasir silika dan penggunaan kecepatan minimum dalam proses pembentukan kristal struvite dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kristal struvite. Kecepatan aliran menentukan transportasi ion ke permukaan kristal, di mana kecepatan maksimum dapat menyebabkan inti kristal yang baru terbentuk pecah.
APLIKASI BIOCHAR AMPAS TEBU TERAKTIVASI KOH UNTUK ADSORPSI KROMIUM DAN FITOTOKSISITASNYA TERHADAP KACANG HIJAU (Vigna radiata) Shafa Salsabila Aji; Nimas Mayang Sabrina Sunyoto; Mohd Zulkhairi Mohd Yusoff; Hendrix Yulis Setyawan; Ika Atsari Dewi; Sakunda Anggarini; Hariana
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 26 No. 2 (2025)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtp.2025.026.02.6

Abstract

Pencemaran kromium heksavalen (Cr(VI)) dalam air limbah industri dengan konsentrasi yang tinggi menimbulkan risiko serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Diperlukan pengolahan lebih lanjut untuk menurunkan konsentrasi logam berat tersebut sebelum dibuang ke lingkungan, salah satunya melalui proses adsorpsi. Penelitian ini mengkaji kemampuan karbon aktif berbasis limbah ampas tebu sebagai adsorben dalam menurunkan konsentrasi kromium serta efek fitotoksisitas terhadap perkecambahan kacang hijau. Faktor yang digunakan dalam penelitian adalah massa adsorben (0,5g; 2,5g; 4,5g) dan waktu kontak (30 menit, 90 menit, 150 menit). Karbon aktif dibuat dengan proses karbonasi 600oC selama 1 jam dan diaktivasi menggunakan KOH 1M selama 24 jam. Proses adsorpsi dilakukan secara batch menggunakan larutan kromium sintetik K2Cr2O7 dengan konsentrasi awal 370 mg/l sebanyak 100 ml. Hasil uji AAS menunjukkan penurunan maksimal konsentrasi akhir kromium menjadi 80,31mg/l dengan efisiensi removal sebesar 78,29%. Kapasitas adsorpsi optimal didapatkan pada massa adsorben 0,5 gram yaitu sebesar 57,65 mg/g. Analisis isoterm menunjukkan model Freundlich paling sesuai menggambarkan mekanisme adsorpsi. Efek fitotoksisitas menunjukkan hubungan berbanding terbalik dengan nilai AAS, dimana perlakuan dengan nilai AAS terendah menghasilkan perkecambahan terbaik. Didapatkan panjang akar dan tunas tertinggi masing-masing sebesar 5,47 mm dan 15,99 mm. Penelitian ini menunjukkan bahwa karbon aktif dari limbah ampas tebu yang diaktivasi KOH memiliki potensi besar sebagai material adsorben dalam proses pengolahan air limbah. Dengan efisiensi adsorpsi yang cukup tinggi, karbon aktif ini layak dikembangkan lebih lanjut sebagai solusi ramah lingkungan untuk menurunkan kandungan kromium dalam air limbah industri.