Penelitian ini menganalisis evolusi pemikiran tafsir di Mesir dengan mengkaji strategi penafsiran lima tokoh kunci yang mewakili era dan corak berbeda: Jalaluddin Al-Suyuthi, Muhammad Abduh, Jawhari Tanthawi, Amin Al-Khulli, dan Mutawalli As-Sya’rawi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif studi kepustakaan dan kerangka teori Sosiologi Pengetahuan, penelitian ini berargumen bahwa setiap metodologi tafsir yang lahir merupakan sebuah "respons sosial" terhadap tantangan dan kebutuhan konteks sosio-historis yang spesifik. Sumber data primer berasal dari karya-karya utama para mufasir tersebut, didukung oleh artikel dan jurnal relevan sebagai data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap corak tafsir merupakan respons yang khas: pendekatan kodifikasi-tradisional Al-Suyuthi menjawab kebutuhan pelestarian warisan; tafsir rasional-kontekstual Abduh menjawab tantangan kolonialisme dan stagnasi intelektual; tafsir ilmi Tanthawi merespons hegemoni wacana sains; hermeneutika sastra Al-Khulli merupakan respons terhadap perkembangan akademik; dan strategi dakwah As-Sya’rawi menjawab kebutuhan komunikasi massa di era media. Studi ini menyimpulkan bahwa pelajaran utama dari dinamika tafsir di Mesir adalah pentingnya fleksibilitas metodologis dalam menghadapi tantangan zaman serta perlunya memahami keragaman pendekatan tafsir untuk menumbuhkan sikap intelektual yang moderat dan toleran.
Copyrights © 2025