Kelompok atau teman sebaya memiliki pengaruh kuat terhadap gaya bahasa remaja, termasuk dalam penggunaan kata-kata sarkasme. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk penggunaan kata sarkasme pada remaja di Desa Paldas, Kecamatan Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin, serta mengetahui faktor penyebabnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara. Informan penelitian adalah sekelompok remaja di Desa Paldas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk sarkasme yang digunakan remaja meliputi sarkasme sifat, tindakan, himbauan, dan sebutan. Sarkasme sifat ditunjukkan dengan merendahkan lawan bicara atau kesombongan, misalnya ungkapan “doson lah”. Sarkasme tindakan muncul sebagai respon terhadap perbuatan yang menimbulkan kekesalan. Sarkasme sebutan banyak ditemukan dalam kata-kata seperti “anjing”, “babi”, atau “kampang”. Faktor penyebab penggunaan kata sarkasme antara lain emosi, bercanda, spontanitas, kekecewaan, serta pengaruh lingkungan pergaulan. Remaja dengan tingkat emosional yang tinggi cenderung meluapkan amarah melalui kata-kata kasar. Selain itu, kebiasaan bercanda dengan sarkasme dianggap lumrah, sehingga memperkuat praktik ini. Spontanitas dan rasa kecewa juga mendorong penggunaan sarkasme, sedangkan lingkungan pergaulan—baik teman sebaya, saudara, maupun keluarga menjadi faktor penting dalam membentuk kebiasaan berbahasa tersebut.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025