Semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus seperti tunarungu, berhak atas pendidikan. Namun, pendidikan inklusif masih menghadapi banyak tantangan di Indonesia, terutama dalam hal mendorong guru untuk membantu siswa tunarungu belajar dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi upaya guru untuk mendukung siswa tunarungu yang belajar di sekolah inklusif di Kabupaten Pekalongan. Sebanyak 30 guru dari berbagai sekolah disurvei dan diwawancarai secara menyeluruh dalam penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru sangat puas dengan program pemberdayaan yang mencakup pendekatan maternal reflektif, adaptasi kurikulum, dan pelatihan bahasa isyarat. Metode ini terbukti efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, meningkatkan kemampuan guru untuk berkomunikasi, dan membantu siswa tunarungu berinteraksi dengan lebih baik. Meskipun demikian, sumber daya yang terbatas dan kebutuhan akan pelatihan terus menerus tetap menjadi masalah besar. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan komunitas, serta sumber daya pendidikan visual dan teknologi pendukung yang lebih baik. Hasil ini diharapkan dapat membantu perbaikan sistem pendidikan inklusif di Indonesia, terutama dengan membantu siswa tunarungu berkembang secara akademis dan sosial.
Copyrights © 2025