Makan pagi merupakan makanan penting yang memberikan energi pada remaja untuk memulai hari. Makan pagi memiliki peran untuk aktivitas, fungsi kognitif, emosional, dan fisik remaja. Kebiasaan tidak makan pagi cenderung memicu konsumsi makanan jajanan tidak sehat seperti makanan cepat saji dan cemilan tinggi kalori yang berkontribusi gizi lebih. Penelitian bertujuan mengetahui kebiasaan makan pagi pada remaja sebagai faktor risiko status gizi. Penelitian menggunakan desain cross-sectional pada 61 remaja. Pengumpulan data dengan teknik random sampling menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data kebiasaan makan pagi dan alasan tidak makan pagi pada remaja. Data dianalisis secara univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 82% remaja memiliki kebiasaan makan pagi yang tidak baik yaitu tidak pernah atau kadang-kadang saja makan pagi dalam seminggu. Sekitar 52% remaja tidak makan pagi karena alasan terburu-buru berangkat pagi ke sekolah, 22% remaja dengan alasan tidak menyukai makanan di pagi hari serta 14 % dan 12 % remaja dengan alasan merasa malas untuk makan pagi dan merasa mual jika makan di pagi hari. Edukasi pada remaja dan orangtua tentang pentingnya sarapan sehat dan peran orangtua dalam menyediakan makanan sehat sangat penting. Sekolah juga memiliki peranan dalam menyediakan akses terhadap sarapan bergizi yang mudah diakses bagi remaja di lingkungan sekolah.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024