Wasting pada balita masih menjadi masalah gizi utama di Indonesia, termasuk di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Kabupaten Bojonegoro menerapkan kebijakan pemberian PMT jenis pangan olahan diet khusus (PDK) dan PMT lokal dalam penanganan wasting. Penelitian ini mengkaji lebih dalam pelaksanaan kombinasi dua jenis PMT di tingkat daerah. Tujuan penelitian untuk mengetahui tenaga pelaksana, daya terima, kepatuhan konsumsi, mekanisme distribusi dan monitoring, peningkatan berat badan dan status gizi, dan kendala pelaksanaan. Penelitian ini merupakan penelitian mix methode, melibatkan 17 informan. Data kualitatif didapatkan melalui wawancara dengan 1 pengelola gizi dinas kesehatan menggunakan 6 butir pertanyaan terbuka, pengisian kuesioner melalui google form untuk 4 petugas gizi dan 12 kader menggunakan 5 pertanyaan terbuka, yang selanjutnya dilakukan analisis tematik. Data kuantitatif daya terima, berat badan, status gizi didapatkan dengan studi dokumentasi pada laporan dinas kesehatan. Analisa data perbedaan berat badan setelah intervensi menggunakan paired t-test, perbedaan status gizi menggunakan McNemar. Secara umum pelaksanaan program PMT berjalan baik. Dilakukan pendampingan program oleh tenaga kesehatan dan kader. Kurangnya kesadaran ibu balita akan manfaat program PMT bagi balita menjadi kendala utama. Sebanyak 95% balita mempunyai daya terima baik terhadap konsumsi PMT jenis PDK. Sebanyak 69% balita mengalami kenaikan berat badan yang signifikan dengan rata-rata peningkatan berat badan 700 gram. Sebanyak 40% balita mengalami kenaikan status gizi walaupun tidak semua balita yang naik berat mengalami kenaikan status gizi namun secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan setelah intervensi. Dukungan kebijakan daerah, pelibatan kader, serta strategi kombinatif dalam pelaksanaan PMT menjadi kunci keberhasilan program.
Copyrights © 2025