Masjid merupakan institusi penting dalam Islam yang sejak masa Rasulullah SAW berfungsi sebagai pusat ibadah sekaligus pusat pembinaan umat. Di era digital, fungsi masjid semakin berkembang, tidak hanya sebatas tempat ibadah ritual, tetapi juga menjadi pusat dakwah, pendidikan, sosial, dan media transformasi masyarakat. Penelitian pengabdian ini bertujuan menganalisis praktik dakwah mahasiswa di Masjid Al-Kadir Bengkulu yang meliputi kegiatan harian, mingguan, bulanan, serta pemanfaatan media sosial sebagai sarana dakwah digital. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan partisipatif, meliputi observasi langsung, partisipasi aktif, dokumentasi, dan analisis data model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan harian (ngaji, mengajar ngaji, dan shalat berjamaah) berperan dalam pembinaan spiritual dan pendidikan Al-Qur’an. Kegiatan mingguan (senam, pembuatan konten dakwah, yasinan, dan kerja bakti) menekankan keseimbangan jasmani, spiritual, sosial, dan kepedulian lingkungan. Kegiatan bulanan (kelas Ramadhan dan muhadhoroh) memperkuat pemahaman keagamaan dan melatih keterampilan retorika dakwah mahasiswa. Selain itu, dakwah digital melalui akun Instagram @masjid_alkadir memperluas jangkauan pesan Islam dan menjadikan masjid relevan dengan generasi muda. Temuan ini menunjukkan bahwa Masjid Al-Kadir berfungsi sebagai laboratorium dakwah praktis yang mengintegrasikan dakwah bil lisan, bil hal, dan bil qalam. Mahasiswa tidak hanya memperoleh pengalaman nyata dalam berdakwah, tetapi juga turut memberdayakan masyarakat. Dengan demikian, masjid tetap relevan sebagai pusat dakwah kontemporer yang adaptif terhadap perkembangan zaman
Copyrights © 2025