Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Hak Waris Orang yang Berkelamin Ganda (Khuntsa Musykil) Studi Perbandingan Madzhab Maliki dan Hukum Positif Indonesia Zaki, Muhamad; Musyaffa
Rayah Al-Islam Vol 7 No 3 (2023): Rayah Al Islam Desember 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v7i3.777

Abstract

Tujuan penelitian ini menganalisis perbandingan antara pandangan Madzhab Maliki dan hukum positif Indonesia mengenai hak waris orang yang berkelamin ganda (Khuntsa Musykil) dengan tujuan memahami perbedaan dan persamaannya. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data studi pustaka. Ilmu waris merupakan ilmu yang kurang populer di kalangan umat Islam saat ini. Pembelajaran ilmu ini hanya dipelajari di sebagian pondok pesantren dan sekolah agama seperti madrasah aliyah negeri (MAN). Dalam ilmu waris banyak macam permasalahan, di antaranya masalah ketika seseorang lahir dengan kondisi kelamin ganda. Dalam pandangan agama Islam, masalah hak waris bagi orang yang berkelamin ganda ini menjadi perdebatan di antara para ulama. Di sisi lain, hukum positif Indonesia juga memiliki ketentuan-ketentuan yang mengatur hak waris. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Waris adalah hak yang dapat dibagi, ditetapkan untuk ahli waris setelah kematian pewaris karena adanya hubungan kekerabatan antara mereka, seperti hubungan pernikahan. (2) Dalam Madzhab Maliki, Khuntsa Musykil mendapat separuh dari dua perkiraan laki-laki dan perempuan apabila mewarisi dari bagian laki-laki dan perempuan. (3) Sistem hukum waris di Indonesia berlaku pluralisme hukum waris, ada hukum waris Islam, hukum waris perdata dan hukum waris adat. Mengenai pembagian harta warisan terhadap ahli waris Khuntsa Musykil menurut KHI porsi pembagian harta warisnya akan diselesaikan dengan keputusan hakim di pengadilan, Adapun pembagian warisannya dalam KUH Perdata (Burgelijk Wetboek) perihal pembagian warisan tidak membedakan bagian laki-laki dan perempuan. Dalam hukum adat dipengaruhi oleh sistem kekerabatan dan juga karena pengaruh agama, sehingga antara daerah yang satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan untuk pembagian warisannya. The purpose of this study is to analyze the comparison between the views of the Maliki school of thought and Indonesian positive law regarding the inheritance rights of persons of multiple sexes (Khuntsa Musykil) with the aim of understanding the differences and similarities. The research approach used in this research is qualitative by using literature study data collection methods. The science of inheritance is a science that is less popular among Muslims today. Learning this knowledge is only studied in a number of Islamic boarding schools and religious schools such as the state Islamic high school (MAN). In the science of inheritance, there are many kinds of problems, including the problem when a person is born with multiple sex conditions. In the view of Islam, the issue of inheritance rights for people with multiple genders is a debate among scholars. On the other hand, Indonesian positive law also has provisions governing inheritance rights. The results of this study indicate that: (1) Inheritance is a right that can be divided. Determined for the heirs after the death of the heir because of a kinship relationship between them, such as a marriage relationship. (2) In the Maliki school of thought, Khuntsa Musykil gets half of the two estimates of men and women if they inherit from the male and female shares. (3) The inheritance law system in Indonesia applies inheritance law pluralism, there is Islamic inheritance law, civil inheritance law and customary inheritance law. Regarding the distribution of inheritance to the Khuntsa Musykil heirs, according to KHI, the portion of the distribution of inheritance will be settled by a judge's decision in court. As for the distribution of inheritance in the Civil Code (Burgelijk Wetboek), regarding the division of inheritance, it does not distinguish between male and female parts. In customary law, it is influenced by the kinship system and also because of the influence of religion, so that between one region and another there are differences in the distribution of inheritance.
Model Komunikasi Islam dalam Dakwah Digital: Studi Kegiatan Pendidikan dan Syiar di Masjid Al-Kiswah Musyaffa; Anisa; Liza febriyani; Devi Novrita; Febrian Ahmad D; Chesa Hanif Atharik
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia (JPMI) Vol. 2 No. 6 (2025): Agustus
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jpmi.v2i6.5743

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis model komunikasi Islam dalam dakwah digital melalui studi kegiatan pendidikan dan syiar di Masjid Al-Kiswah yang terletak di Pekan Sabtu Kec. Selebar Kota Bengkulu. Masjid ini memiliki berbagai kegiatan rutin harian, mingguan, dan bulanan yang tidak hanya bersifat ritual, tetapi juga edukatif dan sosial, seperti mengajar mengaji, sholat berjamaah, muhadoroh, senam, yasinan, pelatihan literasi digital, hingga halal bihalal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dakwah digital di Masjid Al-Kiswah mengadopsi model komunikasi Islam yang humanis, partisipatif, dan berbasis komunitas, dengan memanfaatkan media sosial sebagai saluran untuk memperluas jangkauan pesan dakwah. Kegiatan dakwah dikemas dalam narasi-narasi sederhana dan aktual, serta disesuaikan dengan kebutuhan jamaah lintas usia. Integrasi komunikasi tatap muka dan digital menciptakan model dakwah yang inklusif dan berkelanjutan. Temuan ini menegaskan pentingnya adaptasi metode dakwah dalam era digital tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisional Islam.
Masjid Sebagai Pusat Literasi Media : Upaya Pencegahan Berita Hoaks di Masjid Al-Mukhlisin Musyaffa; Nahdia Zahroh; Lena Nurhasani; Deny Ilham; Rey Jesta Separlaino; Muhammad Fazuhri Shamid
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia (JPMI) Vol. 2 No. 6 (2025): Agustus
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jpmi.v2i6.5753

Abstract

Fenomena penyebaran berita hoaks di masyarakat semakin mengkhawatirkan, khususnya seiring dengan pesatnya penggunaan media sosial sebagai sumber informasi utama. Kurangnya literasi media di kalangan masyarakat umum, termasuk jamaah masjid, membuat mereka rentan menjadi korban sekaligus penyebar informasi yang tidak terverifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Masjid Al-Mukhlisin sebagai pusat literasi media dalam mencegah penyebaran berita hoaks. Menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi kegiatan keagamaan, wawancara dengan takmir masjid dan jamaah, serta dokumentasi kegiatan edukatif yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masjid memiliki potensi besar sebagai agen literasi media dengan mengintegrasikan materi anti-hoaks ke dalam kajian keagamaan, pelatihan literasi digital, serta optimalisasi media sosial resmi masjid. Program-program tersebut terbukti meningkatkan kesadaran jamaah dalam memilah informasi dan membentuk budaya cek fakta sebelum berbagi. Masjid, dalam konteks ini, tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai pusat edukasi masyarakat yang responsif terhadap isu-isu kontemporer.
Drama Singkat sebagai Media Dakwah Kreatif di Instagram: Studi pada Akun al_kiswahofficial Musyaffa; Moneka Martini; M. Abdul Hanan; Ana Via Meliza; Alifia Selfitri; Diana Putri Lesia
APPA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2025): APPA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (INPRESS)
Publisher : Shofanah Media Berkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi digital telah mengubah wajah dakwah Islam secara signifikan. Media sosial, khususnya Instagram, menjadi sarana strategis dalam penyebaran pesan keislaman melalui pendekatan visual yang singkat, padat, dan menarik. Penelitian sekaligus kegiatan pengabdian masyarakat ini berfokus pada komunitas @al_kiswahofficial yang memanfaatkan drama singkat sebagai media dakwah kreatif. Metode pelaksanaan meliputi observasi, pelatihan, pendampingan, produksi konten, serta evaluasi interaksi audiens di Instagram. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan keterampilan peserta dalam menulis naskah dakwah, kualitas visual, serta teknik editing yang lebih profesional. Selain itu, pesan dakwah menjadi lebih mudah diterima generasi muda karena dikemas secara komunikatif, ringan, namun tetap sarat nilai Islami. Interaksi audiens berupa likes, komentar, share, dan save juga meningkat signifikan, yang menegaskan efektivitas drama singkat dalam membangun kedekatan emosional dengan audiens. Temuan ini memperkuat argumen bahwa dakwah digital membutuhkan inovasi kreatif yang kontekstual agar mampu menjawab tantangan era informasi. Dengan demikian, drama singkat di Instagram tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media dakwah yang persuasif, edukatif, dan relevan dengan kebutuhan spiritual generasi digital
Optimalisasi Peran Masjid sebagai Pusat Dakwah: Studi Praktik Mahasiswa pada Empat Masjid di Kota Bengkulu Musyaffa; Sonefa Dwi Putri; Seftiana; Deri Rahmasari; Rama Ardiansyah Putra
APPA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2025): APPA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (INPRESS)
Publisher : Shofanah Media Berkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masjid sejak masa Rasulullah SAW memiliki peran strategis bukan hanya sebagai tempat ibadah ritual, melainkan juga sebagai pusat dakwah, pendidikan, sosial, dan pemberdayaan umat. Namun, dalam praktiknya, banyak masjid di Indonesia termasuk di Kota Bengkulu masih menghadapi kendala dalam optimalisasi fungsi dakwah, seperti terbatasnya program, lemahnya manajemen, rendahnya partisipasi remaja, dan minimnya sarana. Penelitian pengabdian ini bertujuan untuk mengkaji optimalisasi peran masjid sebagai pusat dakwah melalui keterlibatan mahasiswa dalam praktik dakwah pada empat masjid di Kota Bengkulu, yakni Mushola Nur At-Taqwa, Masjid Al-Hijriah, Masjid As-Shobirin, dan Masjid Raudhatul Jannah. Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan partisipatif melalui observasi, wawancara, dokumentasi, serta focus group discussion (FGD) bersama takmir, jamaah, dan mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran mahasiswa mampu memberikan kontribusi signifikan, antara lain melalui inovasi metode dakwah, penguatan TPA, pengembangan kajian tematik, pendampingan sosial, hingga pemanfaatan media digital. Meski demikian, keberlanjutan program masih menjadi tantangan karena keterlibatan mahasiswa bersifat temporer. Dengan demikian, diperlukan sinergi antara mahasiswa, takmir, dan masyarakat untuk memastikan peran masjid tetap relevan sebagai pusat dakwah dan pemberdayaan umat di era modern.
Masjid Sebagai Pusat Dakwah: Analisis Kegiatan Praktek Dakwah Mahasiswa di Masjid Al-Kadir Musyaffa; Fenti Eriyanti; Rio Ardinata; Riski Rahmawati; Marsela Anggelika
APPA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2025): APPA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (INPRESS)
Publisher : Shofanah Media Berkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masjid merupakan institusi penting dalam Islam yang sejak masa Rasulullah SAW berfungsi sebagai pusat ibadah sekaligus pusat pembinaan umat. Di era digital, fungsi masjid semakin berkembang, tidak hanya sebatas tempat ibadah ritual, tetapi juga menjadi pusat dakwah, pendidikan, sosial, dan media transformasi masyarakat. Penelitian pengabdian ini bertujuan menganalisis praktik dakwah mahasiswa di Masjid Al-Kadir Bengkulu yang meliputi kegiatan harian, mingguan, bulanan, serta pemanfaatan media sosial sebagai sarana dakwah digital. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan partisipatif, meliputi observasi langsung, partisipasi aktif, dokumentasi, dan analisis data model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan harian (ngaji, mengajar ngaji, dan shalat berjamaah) berperan dalam pembinaan spiritual dan pendidikan Al-Qur’an. Kegiatan mingguan (senam, pembuatan konten dakwah, yasinan, dan kerja bakti) menekankan keseimbangan jasmani, spiritual, sosial, dan kepedulian lingkungan. Kegiatan bulanan (kelas Ramadhan dan muhadhoroh) memperkuat pemahaman keagamaan dan melatih keterampilan retorika dakwah mahasiswa. Selain itu, dakwah digital melalui akun Instagram @masjid_alkadir memperluas jangkauan pesan Islam dan menjadikan masjid relevan dengan generasi muda. Temuan ini menunjukkan bahwa Masjid Al-Kadir berfungsi sebagai laboratorium dakwah praktis yang mengintegrasikan dakwah bil lisan, bil hal, dan bil qalam. Mahasiswa tidak hanya memperoleh pengalaman nyata dalam berdakwah, tetapi juga turut memberdayakan masyarakat. Dengan demikian, masjid tetap relevan sebagai pusat dakwah kontemporer yang adaptif terhadap perkembangan zaman
Peningkatan Literasi Komunikasi Dakwah Digital: Pengabdian Mahasiswa KPI UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu di Masjid Ash-Shobirin Sukarami Musyaffa; Novita Putri Ani; Esti Pratiwi; Rani Atri; Ruri Januansyah
APPA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2025): APPA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (INPRESS)
Publisher : Shofanah Media Berkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu di Masjid Ash-Shobirin Sukarami bertujuan untuk meningkatkan literasi komunikasi dakwah digital di kalangan takmir dan remaja masjid. Latar belakang kegiatan ini berangkat dari masih terbatasnya kemampuan masjid dalam mengelola media sosial dan menghasilkan konten dakwah digital yang kreatif, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan jamaah. Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan partisipatif melalui tahapan observasi, pelatihan literasi dakwah digital, praktik produksi konten, serta pendampingan dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam tiga aspek utama: (1) pengetahuan takmir dan remaja masjid tentang urgensi literasi digital dakwah, (2) keterampilan teknis dalam produksi konten dakwah digital berupa poster dan video, serta (3) pengelolaan akun media sosial masjid yang lebih profesional dan terstruktur. Selain itu, pengabdian ini juga mendorong kolaborasi antar generasi, memperkuat peran masjid sebagai pusat dakwah modern, serta memberikan kontribusi pada pengembangan model dakwah digital berbasis komunitas. Meskipun terdapat tantangan seperti keterbatasan infrastruktur dan konsistensi pengelolaan akun, kegiatan ini membuktikan bahwa transformasi dakwah digital dapat dilakukan di tingkat komunitas masjid dan sejalan dengan strategi digitalisasi dakwah nasional.
Masjid sebagai Pusat Transformasi Sosial Keagamaan: Studi Praktik Dakwah Mahasiswa KPI pada masjid Raudhatul Jannah Musyaffa; Tiara Apriani; Fitratul Muslimah; Anam Fadhila; Ilham Ade Saputra
APPA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2025): APPA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (INPRESS)
Publisher : Shofanah Media Berkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) di Masjid Raudhatul Jannah bertujuan untuk menguatkan kembali peran masjid sebagai pusat transformasi sosial keagamaan. Melalui pendekatan partisipatif, mahasiswa tidak hanya berperan sebagai penyampai pesan dakwah, tetapi juga sebagai fasilitator, komunikator, dan agen perubahan sosial. Program yang dilaksanakan meliputi kajian tematik, bimbingan baca tulis Al-Qur’an, khutbah Jumat, hingga kegiatan sosial seperti santunan anak yatim dan kerja bakti lingkungan. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan literasi keagamaan jamaah, penguatan fungsi sosial masjid, serta transformasi peran mahasiswa KPI dalam praktik dakwah transformatif. Meski menghadapi tantangan seperti keterbatasan waktu, perbedaan latar belakang jamaah, dan minimnya sarana prasarana, kegiatan ini tetap berjalan efektif berkat kolaborasi antara mahasiswa, takmir, dan masyarakat. Penelitian ini menegaskan bahwa dakwah kontemporer tidak hanya berorientasi pada penyampaian pesan keagamaan, tetapi juga berfungsi sebagai sarana pemberdayaan sosial yang relevan dengan kebutuhan masyarakat modern.
Media Digital sebagai Instrumen Optimalisasi Komunikasi Dakwah di Musholla Nur Attaqwa Musyaffa; Sulastri; Yenda Lestari; Wahyu Setiawati; Anggita Maharani
APPA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2025): APPA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (INPRESS)
Publisher : Shofanah Media Berkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan signifikan dalam cara umat Islam melaksanakan kegiatan dakwah. Musholla sebagai pusat ibadah dan pembinaan masyarakat perlu beradaptasi dengan dinamika digital agar tetap relevan dan mampu menjangkau jamaah lebih luas. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengoptimalkan komunikasi dakwah di Musholla Nur Attaqwa melalui pemanfaatan media digital seperti media sosial, aplikasi pesan instan, dan konten multimedia. Metode yang digunakan adalah pendekatan partisipatif, meliputi observasi kebutuhan, pelatihan teknis, pendampingan produksi konten, serta evaluasi implementasi. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman pengurus takmir dan jamaah dalam mengelola media digital, terbentuknya akun resmi musholla di media sosial, serta meningkatnya partisipasi jamaah dalam kegiatan keagamaan. Penggunaan media digital terbukti mampu menjadi instrumen efektif untuk memperluas jangkauan dakwah, meningkatkan literasi keagamaan, serta memperkuat ikatan sosial jamaah.
Masjid Al-Mukhlisin sebagai Pusat Dakwah: Studi Kasus Praktik Dakwah Mahasiswa KPI Angkatan 22 di Bulan Ramadhan Musyaffa; Tantri Okta Utary; Rati Pitriana; Tiara Monica; Sayyid Sabiq; Nur Aisyah
APPA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2025): APPA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (INPRESS)
Publisher : Shofanah Media Berkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan signifikan dalam cara umat Islam melaksanakan kegiatan dakwah. Musholla sebagai pusat ibadah dan pembinaan masyarakat perlu beradaptasi dengan dinamika digital agar tetap relevan dan mampu menjangkau jamaah lebih luas. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengoptimalkan komunikasi dakwah di Musholla Nur Attaqwa melalui pemanfaatan media digital seperti media sosial, aplikasi pesan instan, dan konten multimedia. Metode yang digunakan adalah pendekatan partisipatif, meliputi observasi kebutuhan, pelatihan teknis, pendampingan produksi konten, serta evaluasi implementasi. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman pengurus takmir dan jamaah dalam mengelola media digital, terbentuknya akun resmi musholla di media sosial, serta meningkatnya partisipasi jamaah dalam kegiatan keagamaan. Penggunaan media digital terbukti mampu menjadi instrumen efektif untuk memperluas jangkauan dakwah, meningkatkan literasi keagamaan, serta memperkuat ikatan sosial jamaah.