Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kecemasan mahasiswa tingkat akhir dengan dukungan sosial di Jakarta. Sulitnya mendapat pekerjaan setelah lulus merupakan salah satu hal yang dapat memunculkan rasa kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir di Jakarta. Rasa kurang percaya diri dengan kemampuan dan pengalaman mereka, semakin menipisnya lowongan kerja, meningkatnya angka pengguran, dan kurangnya koneksi menjadi hal yang membuat mahasiswa tingkat akhir merasa cemas. Setiap manusia membutuhkan dorongan dan bantuan untuk keluar dari yang mereka miliki, sehingga dukungan dari lingkungan sosial merupakan hal yang dapat membantu masalah kecemasan yang mereka hadapi. Penelitian ini dilakukan pada 250 mahasiswa tingkat akhir di Jakarta menggunakan metode survey. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur yang dikembangkan oleh Rahman (2023) yang diadaptasi dari teori Greenberger dan Padesky (2004). Alat ukur lainnya yang digunakan adalah alat ukur yang dikembangkan oleh Sulistiana (2018) yang diadaptasi dari teori Sarafino dan Smith (2014). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah korelasi Spearman Two-tailed. Hasil analisis data menunjukan koefisien korelasi sebesar -0,511 yang dapat diartikan bahwa terdapat hubungan negatif antara kecemasan menghadapi masa depan dengan dukungan sosial. Dapat juga diartikan jika dukungan sosial yang diterima oleh individu tinggi maka kecemasan mengenai pekerjaan masa depan yang dirasakan individu akan turun, dan juga sebaliknya
Copyrights © 2024