Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Hubungan Antara School Well-Being dan Self-Esteem Dalam Keberhasilan Nilai Belajar Siswa Bernadine, Joceline; Astuti, Niken Widi
Journal of Law, Education and Business Vol 2, No 1 (2024): April 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jleb.v2i1.1955

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan School Well-Being dan Self-Esteem dalam keberhasilan nilai belajar siswa. School well-being adalah persepsi individu terhadap keadaan tempat ia belajar. Menurut Konu dan Rimpela (2002), situasi sekolah yang baik dan sehat akan memunculkan dan membentuk sikap sikap positif setiap siswa yang berkaitan dengan sekolah dan self-esteem menurut Coopersmith (1967) yaitu evaluasi terhadap individu dan berhubungan dengan penghargaan yang diraih oleh dirinya sendiri, ini dapat mengekspresikan sikap setuju dan tidak setuju dan juga menunjukan dimana individu mampu meyakinkan diri sendiri, penting, berhasil, dan berharga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif non eksperimental, yaitu pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling dan secara online. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 212 orang. Penelitian ini menggunakan 2 alat ukur yaitu School Well-Being dari Konu dan Rimpela sedangkan Self-Esteem menggunakan Rosenberg Self-Esteem scale. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hasil terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara School Well-Being dan Self-Esteem.
GAMBARAN KINERJA MAHASISWA YANG TERLIBAT ORGANISASI KEMAHASISWAAN Lusyana; Astuti, Niken Widi
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i2.27779.2024

Abstract

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia dan cara untuk meningkatkan kualitas hidup terhadap seseorang. Pendidikan memiliki tujuan yang penting pada masa era modern ini, yaitu meningkatkan sumber daya manusia yang dapat mengikuti perkembangan zaman. Salah satu tingkat pendidikan yang menjadi tolak ukur pada penelitian ini adalah pendidikan di institusi perguruan tinggi. Perguruan tinggi tidak hanya menyediakan proses pembelajaran secara akademik, melainkan juga menyediakan lingkungan untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat dan minat mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya organisasi kemahasiswaan dengan berbagai bidang pada perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami tingkat keterlibatan mahasiswa yang terlibat dalam organisasi kemahasiswaan. Kinerja dianggap sebagai salah satu petunjuk seberapa efektif seseorang dalam menyelesaikan tugas, tingkat inisiatif yang mereka tunjukkan, dan cara mereka menangani masalah. Keterlibatan dalam kegiatan organisasi dapat dijelaskan sebagai aktivitas atau partisipasi di mana seseorang secara tekun berusaha menyumbangkan energi, pemikirannya, waktu, dan ide-idenya untuk kepentingan organisasi. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 260 mahasiswa yang terlibat dalam organisasi kemahasiswaan dan berusia antara 19 hingga 21 tahun. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan Individual Work Performance (IWPQ) sebagai alat ukur kinerja untuk mengevaluasi tingkat keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan organisasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata skor kinerja dalam kegiatan organisasi tergolong tinggi, dengan nilai rata-rata sebesar 5.0010, dan rentang skor berkisar antara 3.56 (rendah) hingga 5.78 (tinggi).
GAMBARAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK PADA USIA PRASEKOLAH DI TK X Natahsya, Ananda; Astuti, Niken Widi
Liberosis: Jurnal Psikologi dan Bimbingan Konseling Vol. 7 No. 3 (2024): Liberosis: Jurnal Psikologi dan Bimbingan Konseling
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3287/liberosis.v7i3.7231

Abstract

Perkembangan sosial emosional dapat didefinisikan sebagai kepekaan anak untuk memahami perasaan orang lain ketika melakukan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan sosial emosional yang baik memberikan dampak positif bagi anak, seperti kemampuan mengelola emosi, keterampilan sosial, dan peningkatan kepercayaan diri. Anak yang berkembang optimal secara sosial emosional cenderung memiliki hubungan interpersonal yang sehat, kinerja akademik yang baik, serta kemampuan berempati yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana gambaran mengenai perkembangan sosial emosional pada anak usia dini yang ada di TK X. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling, dengan melakukan wawancara kepada tiga orang guru dan tiga orang Ibu lalu dilakukan observasi dengan tiga siswa yaitu, siswa Y, siswa B dan siswa C. Berdasarkan hasil analisis, siswa Y, siswa B dan siswa C dapat memenuhi dimensi sosial emosional yaitu, dimensi kepatuhan, fungsi adaptif, otonomi, memengaruhi dan interaksi bersama orang lain. Namun salah satu siswa yaitu, siswa C masih belum memenuhi dimensi pengaturan diri dan dimensi komunikasi dan hanya siswa Y dan siswa B yang memenuhi dimensi pengaturan diri dan dimensi komunikasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa salah satu dari ketiga siswa yaitu siswa C masih belum memiliki sosial emosional yang baik, karena dari ketujuh dimensi yang terpenuhi hanya lima dimensi yaitu, dimensi kepatuhan, fungsi adaptif, otonomi, memengaruhi dan interaksi bersama orang lain.Kata Kunci: Sosial Emosional; Taman kanak-kanak; Usia Prasekolah
PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA IBU YANG MEMILIKI REMAJA ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER ADHD Zahra, Dianita Alvina; Astuti, Niken Widi
PSIKOSAINS (Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi) Vol 20 No 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/psikosains.v20i1.9064

Abstract

Background: This research is based on the fact that many parents often feel worried about their child's condition when accompanying the online learning process of children with ADHD. Emotional shocks are also often experienced by parents of ADHD children, such as feelings of resentment, stress, embarrassment, and anger. ADHD. Objective: This study aims to provide an overview of the psychological well-being of mothers with adolescents diagnosed with ADHD. Method: The research employed a descriptive qualitative method using purposive sampling, involving three mothers who met the study criteria. Data were collected through semi-structured interviews, observations, and documentation. Result: The findings indicate that the psychological well-being of these mothers varies. Most participants demonstrated strong personal growth, as they perceived challenges as opportunities for development. However, their sense of purpose in life tended to be low, primarily due to the difficulties their adolescents faced in managing daily activities, slow progress, and lack of motivation. Factors such as social support, family conditions, and socioeconomic status also played significant roles in determining the mothers' psychological well-being. Conclusion: In conclusion, the psychological well-being of mothers is influenced by their ability to adapt to the challenges of raising adolescents with ADHD, as well as the support and socioeconomic status they have. Adequate social support can enhance their psychological well-being and facilitate the caregiving process for their adolescents with ADHD.
Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram dengan Body Image pada Remaja Wanita Putri, Natasya Salsabilla Azzahra; Astuti, Niken Widi
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 7 No. 2 (2023): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v7i2.19992.2023

Abstract

ABSTRAK Terlepas dari bermanfaatnya media sosial Instagram dalam mempermudah interaksi dan komunikasi serta mengekspresikan diri, terdapat dampak negatif yang dihasilkan dari penggunaan Instagram. Salah satu dampak yang yang dihasilkan dari penggunaan Instagram yaitu permasalahan yang berkaitan dengan body image pada remaja wanita (Raychoudhury, 2021). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan media sosial Instagram dengan body image pada remaja wanita. Penelitian ini dilakukan pada 300 partisipan remaja wanita dengan lingkup usia 12-19 tahun, memiliki akun Instagram, dan menggunakan Instagram setidaknya dalam seminggu terakhir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif non-eksperimental dengan teknik convenience sampling. Dalam penelitian ini, digunakan alat ukur Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial (SIPMS) untuk mengukur variabel intensitas penggunaan dan Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearance Scale (MBSRQ-AS) untuk mengukur variabel body image. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima, yakni bahwa terdapat hubungan antara intensitas penggunaan media sosial Instagram dengan body image pada remaja wanita. Korelasi tertinggi didapatkan pada body image dengan dimensi Durasi pada intensitas penggunaan (r = .434). Kata Kunci: media sosial, body image ABSTRACT In addition to the usefulness of Instagram in interaction and communication as well as self-disclosure, there are negative impacts resulting from the use of Instagram. One of the impacts resulting from the use of Instagram is problems with body image in adolescent girls (Raychoudhury, 2021). The purpose of this study was to determine the relationship between the intensity of Instagram usage with body image in adolescent girls. This study was conducted on 300 female adolescent participants aged 12-19 years old that use Instagram at least in the past week. The method used in this research is non-experimental quantitative with convenience sampling technique. In this study, Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial (SIPMS) was used to measure the intensity of Instagram usage and the Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearance Scale (MBSRQ-AS) was used to measure body image. The results showed that the research hypothesis was accepted, namely that there was a relationship between the intensity of Instagram usage and body image in adolescent girls. The highest correlation was found in body image with the dimension of duration on the intensity of use (r = .434). Keywords: social media, body image
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MAHASISWA TINGKAT AKHIR DI JAKARTA MENGENAI PEKERJAAN MASA DEPAN Taqi Riyanto, Muhammad Ardell; Astuti, Niken Widi; Anggraini, Astri
PSIKOLOGI KONSELING Vol. 17 No. 2 (2024): Jurnal Psikologi Konseling
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/psikologikonseling.v17i2.69422

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kecemasan mahasiswa tingkat akhir dengan dukungan sosial di Jakarta. Sulitnya mendapat pekerjaan setelah lulus merupakan salah satu hal yang dapat memunculkan rasa kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir di Jakarta. Rasa kurang percaya diri dengan kemampuan dan pengalaman mereka, semakin menipisnya lowongan kerja, meningkatnya angka pengguran, dan kurangnya koneksi menjadi hal yang membuat mahasiswa tingkat akhir merasa cemas. Setiap manusia membutuhkan dorongan dan bantuan untuk keluar dari yang mereka miliki, sehingga dukungan dari lingkungan sosial merupakan hal yang dapat membantu masalah kecemasan yang mereka hadapi. Penelitian ini dilakukan pada 250 mahasiswa tingkat akhir di Jakarta menggunakan metode survey. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur yang dikembangkan oleh Rahman (2023) yang diadaptasi dari teori Greenberger dan Padesky (2004). Alat ukur lainnya yang digunakan adalah alat ukur yang dikembangkan oleh Sulistiana (2018) yang diadaptasi dari teori Sarafino dan Smith (2014). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah korelasi Spearman Two-tailed. Hasil analisis data menunjukan koefisien korelasi sebesar -0,511 yang dapat diartikan bahwa terdapat hubungan negatif antara kecemasan menghadapi masa depan dengan dukungan sosial. Dapat juga diartikan jika dukungan sosial yang diterima oleh individu tinggi maka kecemasan mengenai pekerjaan masa depan yang dirasakan individu akan turun, dan juga sebaliknya
HUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN INTENSITAS BERMAIN GAME ONLINE PADA MAHASISWA UNIVERSITAS X Wardana, Pandu Kusuma; Astuti, Niken Widi; Anggraini, Astri
PSIKOLOGI KONSELING Vol. 17 No. 2 (2024): Jurnal Psikologi Konseling
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/psikologikonseling.v17i2.69435

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self-control dengan intensitas bermain game online pada mahasiswa Universitas X. Game online telah menjadi aktivitas yang digemari kalangan mahasiswa, namun tingginya intensitas bermain dapat menimbulkan dampak negatif, termasuk penurunan performa akademik dan gangguan kesehatan fisik serta psikologis. Self-control, merupakan kemampuan individu dalam mengendalikan dan mengatur dorongan, menjadi faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi intensitas bermain game online. Intensitas bermain game online adalah aktivitas bermain secara daring menggunakan gawai, yang dilakukan secara berulang dengan durasi waktu dan periode tertentu. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik purposive sampling yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa Universitas X yang aktif bermain game online. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner self-control scale (SCS) dan juga skala intensitas bermain game online, kemudian dianalisis dengan menggunakan uji korelasi. Hasil analisis yang diperoleh terdapat korelasi negatif dan juga signifikan antara self-control dengan intensitas bermain game online (r = -0.532; p < 0,001). Dari hasil yang diperoleh, maka dapat diartikan bahwa self-control dengan intensitas bermain game online terdapat hubungan yang signifikan pada penelitian ini.