Artikel ini bertujuan untuk menelaah secara komprehensif peran KH. Hasyim Asy’ari sebagai ulama, pendidik, dan pejuang bangsa; menelusuri latar historis dan fondasi filosofis berdirinya Nahdlatul Ulama (NU); serta menganalisis perkembangan NU dalam menjawab tantangan era modern. KH. Hasyim Asy’ari tidak hanya dikenal sebagai pendiri NU, tetapi juga sebagai penggerak pendidikan pesantren yang mengintegrasikan nilai keislaman dan kebangsaan. Dalam konteks pendirian NU, tulisan ini membedah dinamika sosial-politik kolonial serta respon ulama pesantren terhadap tantangan zaman yang kemudian melahirkan organisasi keagamaan yang berakar kuat pada tradisi dan kontekstual terhadap perubahan. Sementara itu, memasuki era globalisasi, NU dihadapkan pada realitas baru yang kompleks: digitalisasi, pluralisme, dan tantangan geopolitik global. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan metode studi pustaka yang bersumber dari literatur primer dan sekunder, baik klasik maupun kontemporer. Hasil kajian menunjukkan bahwa NU berhasil mempertahankan jati dirinya sebagai organisasi Islam tradisionalis yang adaptif terhadap perubahan zaman, dengan tetap menjunjung nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah. Temuan ini menegaskan urgensi revitalisasi pemikiran keagamaan berbasis nilai lokal dan kearifan tradisi pesantren dalam menghadapi arus modernitas dan globalisasi. Artikel ini merekomendasikan agar NU terus memperkuat transformasi digital, kemandirian pendidikan, dan kolaborasi lintas sektor demi menjaga relevansi dan pengaruhnya di masa depan.Kata Kunci: KH. Hasyim Asy’ari, Nahdlatul Ulama, pesantren, modernitas, dan tantangan global
Copyrights © 2025