Penelitian ini bertujuan untuk membahas macam-macam deiksis yang terdapat dalam mantra di daerah Tapal Kuda. Mantra merupakan jenis karya sastra lama yang saat ini masih banyak digunakan oleh masyarakat di sejumlah daerah di Indonesia. Mantra juga masih eksis digunakan di daerah Tapal Kuda. Tapal kuda merupakan nama geografis yang diistilahkan pada sejumlah kabupaten, diantaranya Lumajang, Situbondo, Bondowoso, Jember, Banyuwangi, Pasuruan, dan Probolinggo. Mantra sebagai ritual yang menggunakan kekuatan kata memiliki sejumlah leksikon linguistik yang salah satunya adalah deiksis atau kata tunjuk. Pengetahuan tentang deiksis yang ada dalam mantra dapat meningkatkan pemahaman terkait fungsi deiksis yang digunakan. Deiksis dalam mantra menarik untuk ditelaah karena berkaitan dengan ujaran kata tunjuk yang digunakan dalam budaya masyarakat khususnya daerah Tapal Kuda. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan antropolinguistik yang menghubungkan antara budaya, bahasa, dan unsur pragmatik. Data penelitian berupa transkripsi ujaran yang terdapat dalam mantra di daerah Tapal Kuda. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan teknik simak catat dalam teks mantra. Teknik analisis data dengan model Miles dan Huberman dimulai dengan langkah pengumpulan, reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada berbagai macam bentuk deiksis yang muncul dalam mantra di daerah Tapal Kuda. Kemunculan deiksis diantaranya deiksis persona sebanyak 9 kali, deiksis waktu tidak ditemukan, deiksis tempat 10, deiksis wacana 5, dan deiksis sosial sebanyak 2. Deiksis persona paling banyak muncul karena mantra yang dipilih lekat dengan tendensi makna untuk sebuah ritual. Deiksis dalam mantra pada beberapa kemunculannya tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap, tetapi sebagai penguat dari wacana teks mantra.
Copyrights © 2025